Masyarakat Sri Lanka menyalahkan dinasti politis Rajapaksa atas krisis yang terjadi.
Saudara pria Rajapaksa, Mahinda, mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada Mei.
Negara pulau dengan 22 juta penduduk itu gagal membayar utang luar negeri setelah lumpuh akibat kekurangan cadangan devisa karena keruntuhan ekonomi yang bergantung kepada pariwisata.
Sri Lanka tidak mampu membayar makanan, bahan bakar, dan kebutuhan pokok lain.
Kekurangan bahan bakar pun mengakibatkan pemadaman listrik harian yang berkepanjangan. Sejumlah sekolah tutup dan pegawai pemerintahan diminta untuk bekerja dari rumah.
Pemerintah sedang bernegosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk paket bailout, tapi sejauh ini belum ada kesepakatan. (ANTARA)