Suara.com - Kementerian Agama sebut ada takmir masjid yang minim literasi keagamaan. Sehingga tidak mampu menyaring penceramah.
Sehingga menurut Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin, literasi keagamaan takmir masjid mesti ditingkatkan.
Hal itu dilakukan untuk mencegah masuknya paham-paham keagamaan yang ekstrem.
"Literasi keagamaan takmir di Indonesia ada yang bagus, bahkan sangat bagus. Tapi sangat banyak literasi keagamaannya sangat minim," ujar Kamaruddin dalam Konferensi Internasional Komunitas Masjid yang diikuti secara virtual di Jakarta, Rabu.
Takmir masjid mengemban peran strategis dalam sebuah ekosistem masjid.
Para takmir menjadi penentu siapa yang akan menjadi penceramah dan khatib, serta apa kegiatan apa yang akan digelar.
Hanya saja berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Kementerian Agama, tak sedikit takmir masjid yang minim literasi keagamaan seperti tak mampu menyaring penceramah maupun tak tahu kegiatan berkualitas yang dibutuhkan di masjid.
"Kita telah melakukan survei dan ada sejumlah penelitian yang dilakukan berbagai pihak, terutama terhadap takmir-takmir kita," kata dia.
Demi meningkatkan literasi keagamaan takmir, Kemenag memiliki sejumlah kebijakan seperti mengafirmasi, mengadvokasi, dan membimbing para takmir agar memiliki pemahaman kuat soal literasi.
Baca Juga: 11.588 Jamaah Haji Indonesia Sudah Pulang Hingga Selasa Hari Ini
"Peran mereka sentral, peran yang sangat penting untuk menjadikan masjid sebagai sentra peningkatan kualitas kehidupan beragama sebagai pusat peningkatan literasi keagamaan masyarakat," kata dia.