Suara.com - Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat sebanyak 1,4 juta dosis vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK). Vaksin itu diberikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Vaksin PMK saat ini masih dilakukan impor hingga dua bulan, sambil menunggu vaksin ternak dalam negeri kerjasama dengan BUMN bisa segera diproduksi.
"Total vaksin PMK telah didistribusikan ke wilayah NTB itu sekitar 40 ribu dosis yang diberikan secara bertahap," kata Kepala BNPB Letnan Jenderal Suharyanto usai melaksanakan vaksinasi ternak di Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Rabu.
Dengan adanya vaksin tersebut diharapkan penyebaran wabah PMK bisa menurun dan bisa meningkatkan imunitas ternak, baik itu sapi, kerbau, kambing dan babi.
Baca Juga: Tertangkap Edarkan Sabu, Ayah Ini Batalkan Pernikahan Sang Anak
"September vaksin ternak dalam negeri itu telah bisa keluar dan bisa produksi dalam sebulan itu 3,5 juta dosis," katanya.
Hari ini Tim satgas penanganan PMK pusat langsung turun untuk melihat langsung peternakan masyarakat dan penanganan kasus PMK yang telah mewabah di 22 Provinsi, termasuk Provinsi NTB.
Di mana penyebaran kasus PMK di NTB cukup tinggi dan masuk. Lima besar penularan kasus PMKnya.
"NTB merupakan sentral utama produksi daging hewan," katanya.
Ada beberapa langkah yang dilakukan dalam penanganan pencegahan penyebaran kasus PMK tersebut yakni biosecurity untuk memastikan kadang ternak bebas dari virus, karena wabah ini bisa menular lewat manusia dan barang, sehingga dilakukan penyemprotan disinfektan.
Baca Juga: Sumbar Masuk Zona Merah Kasus PMK, Ini Penjelasan BNPB
Kedua yang dilakukan adalah vaksinasi ternak yang sehat untuk meningkatkan kekebalan tubuh ternak dan ketiga melakukan pengobatan dengan penyuntikan vitamin maupun antibiotik terhadap ternak yang terkena wabah PMK.
"Ke empat adalah dilakukan pemotongan, dari pada di kubur dan kalau tidak bisa disembuhkan," katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Lombok Tengah, Lalu Taufikurahman mengatakan, jumlah kasus PMK di daerah setempat hingga saat ini sebanyak 26 ribu kasus.
Sedangkan jumlah ternak yang telah sembuh itu sebanyak 23 ribu ekor, baik sapi, kerbau maupun kambing.
"Tingkat kesembuhan kasus PMK di Lombok Tengah 89 persen," katanya. (Antara)