Konflik Gajah dan Manusia di Aceh karena Hutan Rusak

Rabu, 20 Juli 2022 | 11:26 WIB
Konflik Gajah dan Manusia di Aceh karena Hutan Rusak
Warga melihat gajah liar yang memasuki perkebunan kopi warga KM 37 Jabal Antara, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara, Aceh, Minggu (3/7/2022). [ANTARA FOTO/Rahmad/foc]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Konflik gajah dan manusia hampir terjadi tiap hari di Aceh karena hutan rusak. Konflik tersebut terjadi karena habitat satwa dilindungi tersebut terganggu dan rusak.

Hal itu dicatat Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

"Konflik atau gangguan gajah terhadap manusia terjadi hampir setiap hari di Aceh. Ini terjadi karena kawasan hutan yang menjadi habitat liar dilindungi tersebut sudah rusak atau terganggu dan berubah fungsi," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh Kamarudzaman di Banda Aceh, Selasa kemarin.

Kamarudzaman mengatakan populasi gajah di Provinsi Aceh diperkirakan 500 hingga 600 ekor.

Baca Juga: Polresta Deli Serdang Gagalkan Penyelundupan Narkoba, Sita 7 Kg Ganja dari Kurir

Wilayah yang sering terjadi konflik gajah dengan manusia di antaranya di Kabupaten Pidie, Kabupaten Bener Meriah, dan Kabupaten Aceh Timur.

Di Kabupaten Pidie, kata Kamarudzaman, konflik gajah dengan manusia terjadi di 65 desa yang tersebar di 11 kecamatan.

Konflik tersebut hingga kini terus berlangsung.

"Kami terus berupaya mengatasi konflik gajah di Kabupaten Pidie. Namun karena habitatnya sudah rusak, maka semakin sulit menanganinya. Kendati begitu, kami terus berupaya, paling tidak mencegah kematian satwa dilindungi tersebut," kata Kamarudzaman menyebutkan.

Kamarudzaman mengatakan gajah merupakan satwa kunci di Aceh. Gajah di Aceh termasuk satwa liar dilindungi yang terancam punah.

Baca Juga: Detik-detik Evakuasi Bayi dan Induk Gajah yang Terjatuh Dalam Parit

Selain karena konflik, gajah juga menjadi sasaran perburuan.

Di banyak wilayah di Aceh, kata Kamarudzaman, kawasan hutan yang sebelumnya menjadi habitat gajah, kini berubah menjadi perkebunan sawit.

Tidak sedikit gajah yang terjebak di perkebunan tersebut.

"Seperti di Kabupaten Aceh Utara, kami tidak tahu lagi ke mana menggiring kawanan gajah karena kawasan hutan sudah berubah menjadi perkebunan sawit. Dan ini berdampak timbulnya konflik gajah dengan manusia," kata Kamarudzaman. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI