Sejarah ASEAN, Organisasi Paling Sukses di Negara Berkembang Saat ini

Rifan Aditya Suara.Com
Selasa, 19 Juli 2022 | 15:53 WIB
Sejarah ASEAN, Organisasi Paling Sukses di Negara Berkembang Saat ini
sejarah ASEAN - Ilustrasi ASEAN. (Pixabay/nguyenthuantien)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Asia adalah benua yang sangat besar, tak heran jika negara-negara Asia dibagi-bagi kembali berdasarkan beberapa aspek, termasuk letak geografisnya, seperti ASEAN. Apa itu ASEAN dan bagaimana sejarah ASEAN?

Berikut penjelasan singkatnya tentang sejarah ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) yang dirangkum dari laman asean.org.

Indonesia adalah salah satu negara anggota ASEAN yang perkembangannya belakangan sangat diakui, termasuk dalam bidang ekonomi digital yang melesat tajam.

Menyadur situs resmi ASEAN, perhimpunan negara-negara di Asia Tenggara ini memiliki sejarah yang cukup panjang. Mulanya pada 8 Agustus 1967, lima perwakilan negara Asia Tenggara berkumpul untuk menandatangani dokumen lahirnya Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Baca Juga: ASEAN Para Games 2022: Venue Basket dan Tenis Meja Belum Bisa untuk Uji Coba Atlet, Ini Penyebabnya

Lima Menteri Luar Negeri adalah Adam Malik dari Indonesia, Narciso R. Ramos dari Filipina, Tun Abdul Razak dari Malaysia, S. Rajaratnam dari Singapura, dan Thanat Khoman dari Thailand.

Belakangan mereka disebut sebagai Bapak Pendiri organisasi antar pemerintah yang paling sukses di negara berkembang saat ini. Dokumen yang mereka tandatangani itu dikenal sebagai Deklarasi ASEAN.

Itu adalah dokumen pendek dengan kata-kata sederhana yang hanya berisi lima artikel yaitu mendeklarasikan pembentukan Asosiasi untuk Kerjasama Regional di antara Negara-negara Asia Tenggara yang dikenal sebagai Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan menjabarkan maksud dan tujuan dari Asosiasi itu. 

Maksud dan tujuannya tentu saja tentang kerjasama di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknis, pendidikan dan turut mempromosikan perdamaian dan stabilitas regional melalui penghormatan terhadap keadilan dan supremasi hukum dan kepatuhan pada prinsip-prinsip Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Dalam piagam itu ditetapkan juga bahwa Asosiasi akan terbuka untuk partisipasi semua Negara di kawasan Asia Tenggara yang tunduk pada maksud, prinsip, dan tujuannya.

Baca Juga: Atlet dan Ofisial NPC Indonesia Jalani Tes PCR Jelang ASEAN Para Games 2022

Sesi pengukuhan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara ditutup oleh Menteri Luar Negeri Thailand dengan memberi kenang-kenangan kepada masing-masing rekannya. Kepada Menteri Luar Negeri Indonesia, tertulis kutipan, “Sebagai pengakuan atas jasa yang diberikan oleh Yang Mulia Adam Malik kepada organisasi ASEAN, yang namanya diusulkan olehnya.”

Dan begitulah sejarah ASEAN. Banyak perselisihan antara negara-negara ASEAN bertahan hingga hari ini, tapi semua Negara Anggota berkomitmen untuk menyelesaikan perbedaan melalui cara damai dan semangat akomodasi bersama. 

Selama bertahun-tahun, ASEAN secara progresif menandatangani beberapa instrumen formal dan mengikat secara hukum, seperti Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama 1976 di Asia Tenggara dan Perjanjian 1995 tentang Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara.

Logo asli ASEAN menampilkan lima batang padi berwarna cokelat, satu untuk setiap anggota pendiri. Di bawah berkas gandum adalah sejarah "ASEAN" dengan warna biru. 

Ini diatur pada bidang kuning yang dikelilingi oleh batas biru. Cokelat melambangkan kekuatan dan stabilitas, kuning melambangkan kemakmuran dan biru melambangkan semangat keramahan di mana urusan ASEAN dilakukan. 

Ketika ASEAN merayakan Hari Jadinya yang ke-30 pada tahun 1997, jumlah berkas pada logo bertambah jadi sepuluh – mewakili sepuluh negara di Asia Tenggara dan mencerminkan warna bendera masing-masing negara anggota. Itulah sejarah ASEAN.

Kontributor : Rima Suliastini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI