Suara.com - Amnesty Internasional Indonesia (AII) mengecam penembakan yang menewaskan sembilan masyarakat sipil di Nogolaid, Kabupaten Nduga, Papua. Penembakan itu merupakan serangan dari Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).
Dilaporkan satu dari sembilan korban tewas seorang Pendeta Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) bernama Eliaser Baner (54).
"Pembunuhan di luar hukum terhadap sepuluh warga sipil di Nduga ini benar-benar keji dan tidak bisa dibenarkan. Kami mendesak aparat untuk mengusut tuntas pelakunya,” kata Direktur Eksekutif AAI Usman Hamid, saat dihubungi Suara.com, Selasa (19/7/2022).
Atas peristiwa penembakan itu, AII mendesak pemerintah menghentikan cara-cara kekerasan di Papua, mengingat krisis hak asasi manusia (HAM) yang terjadi di sana.
"Terkait kekerasan ini, banyak pihak baik itu kalangan aktivis Papua, akademisi, maupun mahasiswa telah mendesak negara untuk mengevaluasi pendekatan keamanan yang selama ini dilakukan,” kata Usman.
"Kebijakan yang selama puluhan tahun diterapkan di Papua ini nyatanya tidak berhasil menghentikan pelanggaran HAM di sana dan malah menimbulkan korban sipil yang semakin banyak,” sambungnya.
Di samping pendekatan keamanan, negara diminta harus melakukan koreksi atas pendekatan kebijakan secara keseluruhan.
"Mulai dari labelisasi separatis dan terorisme hingga kebijakan yang sentralistik seperti daerah otonomi baru (DOB) dan otonomi khusus yang dilakukan tanpa partisipasi bermakna orang asli Papua," tegas Usman.
"Negara seharusnya menghindari eskalasi konflik yang berujung korban dan pelanggaran hak asasi, termasuk dengan menimbang kembali segala kebijakan yang berpeluang menimbulkan situasi ini," sambungnya.
Baca Juga: Kecam Aksi Teroris KKB Bunuh Warga Sipil Nduga, TNI-Polri Diminta Serang OPM Sampai Ke Sarangnya
9 Sipil Tewas Diserang OPM