Suara.com - Polisi menyebut dugaan awal penyebab kecelakaan maut truk Pertamina di Jalan Alternatif Cibubur, Bekasi, Jawa Barat akibat rem blong. Namun, penyebab pastinya diklaim masih didalami.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan mengatakan pendalaman dilakukan dengan metode traffic accident analysis atau TAA. Dalam pelaksanaannya melibatkan penyidik Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri.
"Dugaan sementara penyebab kejadian ini rem blong. Tapi tentunya pihak Ditlantas Polda Metro Jaya dibantu Korlantas Polri akan lakukan olah TKP lebih mendalam dengan menurunakn tim TAA (traffic accident analysis) agar menemukan penyebab konkret," kata Zulpan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (19/7/2022).
Dalam perkara ini, kata Zulpan, penyidik telah menetapkan sopir dan kernet truk Pertamina sebagai tersangka.
Baca Juga: Polisi Tetapkan Sopir dan Kernet Truk Tangki Jadi Tersangka Kasus Kecelakaan Maut di Cibubur
"Polda Metro Jaya telah menetapkan dua orang tersangka terkait kasus ini. Pertama terhadap saudara Supadi yakni sopir truk tanki BBM tersebut. Kedua Kasira, ini kernet truk tanki BBM tersebut," katanya.
Peristiwa kecelakaan mau ini sebelumnya terjadi di Jalan Alternatif Cibubur, Bekasi, Jawa Barat, pada Senin (17/7/2022) sekitar 15.55 WIB. Kecelakaan truk Pertamina ini melibatkan dua unit mobil dan 10 sepeda motor.
Adapun, jumlah korban meninggal dunia mencapai 10 orang. Luka berat lima orang dan luka ringan satu orang.
"Korban meninggal dunia saat ini 10 orang sudah teridentifikasi dan sudah terdata," ungkap Zulpan.
Berikut daftar korban meninggal dunia:
- Siti, 52 tahun, warga Limus Pratama Regency, Cileungsi, Bogor;
- Suparno, 51 tahun, TN AL, Komplek TNI AL Jonggol Cileungsi;
- Priastini, 50 tahun, PNS TNI AL, Komplek TNI AL Jonggol Cileungsi;
- Abdi Nurcahyanto, 22 tahun, sopir ojol, warga Cilodong, Kali Baru, Depok;
- Yus Supriatna, 50 tahun, wiraswasta, warga Kampung Cikeas Hilir, Ciangsana, Bogor;
- Sugiatni, 38 tahun, warga Desa V, Kujang Bayan, Purworejo;
- M Sirad, 41 tahun, warga Desa V, Kujang Agung Bayan;
- Moh Ruslan, 44 tahun, warga Pancalang, Kuningan;
- Shinto Hutapea, 48 tahun, warga Jalan Cililitan Besar, Kramat Jati, Jakarta Timur;
- Warnih, 42 tahun, warga Kampung Cikeas Hilir, Ciangsana, Bogor.