Jatuhnya T50i Golden Eagle di Blora Jadi Insiden Ketiga Sejak Pesawat Didatangkan ke Indonesia

Selasa, 19 Juli 2022 | 13:53 WIB
Jatuhnya T50i Golden Eagle di Blora Jadi Insiden Ketiga Sejak Pesawat Didatangkan ke Indonesia
Pesawat T50i Golden Eagle milik AU Korea Selatan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menyampaikan duka serta keprihatinan atas insiden jatuhnya pesawat jet tempur latih T50i Golden Eagle TNI AU yang menewaskan Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi.

Menurutnya, insiden tersebut menjadi yang ketiga kalinya terjadi sejak pemerintah mendatangkan pesawat tersebut.

Pesawat T-50i Golden Eagle TT-5009 tersebut merupakan hasil kerja sama Korea Selatan dengan Amerika Serikat. Sebanyak 16 unit pesawat didatangkan ke Indonesia pada kurun 2013 hingga 2014.

"Insiden pertama terjadi pada Desember 2015. Sahabat saya, Letkol Marda Sarjono dan Co-Pilotnya, Kapten Dwi Cahyadi, gugur dalam kecelakaan itu," kata Khairul dalam keterangan tertulisnya, Selasa (19/7/2022).

Baca Juga: Kominfo, Siberkreasi dan Mafindo Gelar Kelas Kebal Hoaks

Insiden kedua kemudian terjadi pada Agustus 2022. Khairul menyebut, pilot Letkol Luluk Teguh Prabowo meninggal dunia usai tiga pekan dirawat akibat tergelincirnya pesawat di Lanud Iswahjudi Madiun.

Menurut Khairul, setelah insiden kedua, 14 pesawat yang tersisa menjalani pemeriksaan dan perawatan untuk memastikan kelaikannya.

"Namun sebuah insiden kembali terjadi pada Agustus 2021. Sebuah komponen pesawat dilaporkan jatuh pada saat terbang latih di wilayah udara Jawa Timur. Bersyukur, pilot dan pesawat mendarat dengan selamat," jelasnya.

Kecelakaan kembali terjadi pada 2022 dengan menewaskan Lettu Allan. Khairul tidak menampik akan munculnya beragam spekulasi yang berkembang mengenai penyebab kecelakaan pesawat yang sedang dalam misi latihan penghadangan taktikal malam hari.

Khairul menerangkan kalau banyak faktor penyebab kecelakaan pesawat. Ia menyebut usia pesawat bukan menjadi satu-satunya alasan untuk menilai kelaikan.

Baca Juga: 6 Manfaat Mengonsumsi Kacang Edamame untuk Kesehatan

"Di luar kemungkinan human error dalam penerbangan maupun kelalaian dalam persiapan penerbangan, problem cuaca, problem teknis menyangkut mekanik maupun avionik, atau bahkan kelalaian dalam pemeliharaan juga sangat mungkin menyebabkan kecelakaan," terangnya.

Menurut Khairul, ada baiknya seluruh pihak menunggu hasil investigasi untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan tersebut. Meskipun kecil kemungkinan informasinya dibuka ke publik, namun ia berharap pemerintah bisa menggunakan hasil investigasi itu sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan dalam kebijakan yang menyangkut tatakelola alutsista.

"Baik soal pengadaan, penggunaan, pemeliharaan maupun pengembangan kapasitas SDM yang terlibat dalam pengelolaannya."

Lettu Allan Tewas

Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi meninggal dunia karena pesawat T-50i Golden Eagle TT-5009 yang dikemudikannya jatuh di desa Nginggil, Kradenan Blora Jawa Tengah pada Senin malam (18/7/2022). Ia meninggalkan seorang istri yang baru dinikahinya setahun lalu.

Hal tersebut disampaikan oleh Dinas Penerangan TNI AU.

"Kepergiannya meninggalkan seorang istri yang baru dinikahi pada 2021 lalu," demikian yang disampaikan melalui keterangan pers Dispenau, Selasa (19/7/2022).

Perwira penerbang lulusan AAU tahun 2015 dan Sekolah Penerbang TNI AU tahun 2017 tersebut gugur saat melaksanakan tugas latihan terbang malam.

Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi meninggal dunia usai pesawat yang dikemudikannya jatuh di desa Nginggil, Kradenan Blora Jawa Tengah, pada Senin malam (18/7/2022). (Dispenau)
Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi meninggal dunia usai pesawat yang dikemudikannya jatuh di desa Nginggil, Kradenan Blora Jawa Tengah, pada Senin malam (18/7/2022). (Dispenau)

Menurut keterangan dari Dispenau, Allan mengalami kecelakaan saat menjalani latihan terbang malam. Pesawat TT-5009 yang diterbangkan, melakukan kontak radio terahir pada 19.07 WIB dan akhirnya dilaporkan jatuh.

"Puing reruntuhan pesawat dilaporkan aparat kewilayahan berada di desa Nginggil, Kradenan, Blora Jawa Tengah," ujarnya.

Tim dari Lanud Iswahjudi telah diberangkatkan ke lokasi jatuhnya pesawat sejak tadi malam. Hingga pagi ini, tim masih melakukan evakuasi dan pengamanan lokasi.

Di sisi lain, TNI AU juga telah membentuk Tim Panitia Penyelidikan Kecelakaan Pesawat Udara (PPKPU) untuk menyelidiki sebab-sebab jatuhnya pesawat.

Dalam kesempatan ini, TNI AU menyampaikan ucapan terima kasih atas peran serta aparat kewilayahan dan masyarakat dalam proses evakuasi dan pengamanan di lokasi kejadian.

"Apabila masyarakat menemukan bagian pesawat agar melaporkan kepada petugas di lokasi."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI