Warga NTT Diminta Mulai Antisipasti Potensi Kebakaran Hutan dan Lahan saat Kemarau Tahun 2022

Selasa, 19 Juli 2022 | 12:55 WIB
Warga NTT Diminta Mulai Antisipasti Potensi Kebakaran Hutan dan Lahan saat Kemarau Tahun 2022
Warga Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) diminta mulai antisipasi kebakaran hutan dan lahan saat kemarau tahun 2022.(Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Warga Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) diminta mulai antisipasi kebakaran hutan dan lahan saat kemarau tahun 2022. Peringatan itu disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Antisipasi potensi bencana karhutla, kata dia, bisa dilakukan warga dengan tidak membakar lahan.

Selain itu tidak melakukan aktivitas yang berpotensi membuat kebakaran.

Sedangkan antisipasi kekeringan, antara lain dengan menabung dan menghemat air.

Baca Juga: Tiga Jenazah Warga NTT Korban Penembakan TPNPB Telah Dipulangkan, Biaya Ditanggung Pemkab Nduga

"Secara umum wilayah NTT saat ini sudah memasuki musim kemarau. Yang perlu diantisipasi adalah potensi bencana hidrometeorologi kering seperti kekeringan dan kebakaran hutan lahan," kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Selasa.

Fachri juga meminta masyarakat untuk aktif memantau informasi cuaca dari BMKG.

Berbagai kanal telah disediakan BMKG untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi cuaca, seperti kanal laman resmi BMKG, akun sosial media BMKG, dan aplikasi mobile info BMKG.

Berkaitan dengan antisipasi bencana kekeringan, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo juga meminta masyarakat untuk waspada dengan dampak kekeringan.

"Hemat dan gunakan air secara bijak supaya dampak kekeringan akibat kemarau bisa kita hadapi bersama," ujar dia.

Baca Juga: BPBD Kirimkan Air Bersih ke Warga Rawan Kekeringan saat Musim Kemarau di Lombok Tengah

Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Manggarai Barat Sti Nenotek meminta para petani tidak membersihkan lahan atau membuka lahan baru dengan cara membakar untuk mencegah karhutla.

Ia mengatakan angin kencang yang masih terjadi pada sebagian wilayah Manggarai Barat akan mengakibatkan kebakaran meluas pada area lain.

Selain itu, kata dia, angin kencang dan gelombang tinggi juga terjadi untuk wilayah perairan.

Meskipun NTT telah memasuki musim kemarau, Sti menyebut beberapa titik di wilayah Kabupaten Manggarai Barat masih mengalami hujan dengan intensitas ringan karena fenomena La Nina yang masih aktif.

"Sehingga walaupun sudah musim kemarau tapi masih ada hujan sampai saat ini terutama di wilayah Manggarai Barat dataran tinggi," kata dia. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI