Puluhan Penyu Hijau Mati Ditikam dan Disayat di Jepang

SiswantoBBC Suara.Com
Selasa, 19 Juli 2022 | 12:37 WIB
Puluhan Penyu Hijau Mati Ditikam dan Disayat di Jepang
BBC
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sedikitnya 30 penyu hijau ditemukan mati dengan luka tikaman dan sayatan di kawasan pantai sebuah pulau terpencil di Jepang.

Sejumlah warga Pulau Kumejima menemukan bangkai penyu-penyu tersebut pada Kamis (14/07), setelah air laut surut.

Paling tidak terdapat satu operator penangkap ikan mengaku telah melukai hewan-hewan tersebut guna melepaskan mereka dari jaring ikan, sebagaimana dilaporkan situs berita Mainichi.

"Saya melepaskan beberapa [penyu] ke laut, tapi saya tidak bisa membebaskan beberapa yang berat jadi saya menikam mereka untuk membebaskan [dari jerat]," kata seorang operator penangkap ikan, seperti dikutip Mainichi.

Baca Juga: Sedih, 30 Penyu Hijau Terdampar dengan Luka di Leher

Kepolisian Jepang kini tengah menyelidiki dugaan kekejian terhadap binatang. Media setempat melaporkan bahwa sejumlah polisi telah dikerahkan ke TKP pekan lalu, namun belum jelas apakah sudah ada tindakan yang diambil.

Baca juga:

Oleh aparat Jepang dan sejumlah kelompok pelestarian satwa, penyu hijau dikategorikan sebagai satwa terancam punah.

Penyu jenis tersebut ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Di Jepang, hewan itu dikenal kerap memakan rumput laut di perairan Kumejimasalah satu pulau kecil yang berjarak sekitar 2.000 kilometer sebelah selatan daratan utama Jepang.

Baca Juga: Nelayan Indonesia Diduga Membunuh Penyu Hijau yang Hampir Punah di Perairan Australia

Para ahli biologi kelautan dan pekerja Museum Penyu di Pulau Kumejima bergegas mendatangi pantai setelah penyu-penyu ditemukan, tapi sebagian besar telah terbujur kaku.

Sebagian penyu mengalami tikaman pada bagian leher, sebagian lainnya disayat pada bagian sirip.

"Saya belum pernah melihat kejadian seperti ini sebelumnya. Amat sulit mencerna ini," kata seorang pegawai museum kepada harian Asahi Shimbun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI