Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor

Senin, 18 Juli 2022 | 14:31 WIB
Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor
Plh Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul (kiri) meninjau daerah yang terdampak banjir di Kampung Dayeuhandap, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Minggu (17/7/2022). [ANTARA/HO-Pemprov Jabar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kabupaten Garut tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor. Hal itu berdasarkan keputusan Nomor 362/KEP.415-BPBD/2022 tanggal 16 Juli 2022 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor.

Sebelumnya lebih dari 100 desa di 14 kecamatan di wilayah Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat terendam banjir pada Jumat, (15/7).

Status tanggap darurat tersebut terhitung 14 hari sejak 16 Juli hingga 29 Juli 2022 mendatang.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan berdasarkan data yang dihimpun Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB, 14 kecamatan yang terdampak antara lain Kecamatan Cikajang, Tarogong Kidul, Pasirwangi, Cigedug, Bayongbong, Tarogong kaler, Samarang, Banyuresmi, Cibatu, Karangpawitan, Garut Kota, Cilawu, Banjarwangi dan Singajaya. Sebanyak 6.031 Kepala Keluarga (KK) atau 18.873 jiwa terdampak dan 649 jiwa diantaranya mengungsi.

Baca Juga: Perjuangan Siswa Karangpawitan di Hari Pertama Sekolah Seberangi Sungai Cimanuk dengan Perahu

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut melaporkan update kerugian meteril sebanyak 4.035 unit rumah terdampak dengan 11 unit diantaranya rusak berat, 13 kantor pemerintah rusak sedang, 10 kantor pemerintah rusak ringan, 2 unit fasilitas pendidikan rusak sedang, dan 3 unit fasilitas Pendidikan rusak ringan. Selain itu, tercatat sedikitnya 17.077 hektar kolam ikan milik warga terdampak.

"Tim Tanggap Darurat BNPB didampingi BPBD Kab Garut telah meninjau salah satu lokasi banjir di Desa Kulon, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota dan Kecamatan Ciwalen," begitu bunyi siaran pers dari Abdul Muhari Senin siang.

Lokasi ini dipilih dikarenakan rumah warga berada disamping aliran Sungai Cimanuk dan diperkirakan lokasi paling parah terdampak banjir dan longsor.

Meski telah surut, banjir menyisakan material lumpur yang menutupi jalan dan rumah warga.

Warga secara bergotong royong dibantu BPBD, TNI, Polri, dinas terkait dan relawan membersihkan material lumpur.

Baca Juga: Terekam CCTV Saat Ambil Minum di Teras Customer, Aksi Driver Ojek Online Ini Banjir Pujian

Sementara itu, material longsor yang menutupi jalan di Kampung Cigayun dan Desa Sukamulya telah selesai dibersihkan oleh Dinas PUPR, sehingga sudah dapat dilalui oleh kendaraan roda dua dan empat.

Petugas hingga saat ini terus melakukan pendataan khususnya untuk rumah warga yang hanyut atau hilang tersapu banjir.

Melalui Rapat Koordinasi Darurat bencana banjir dan tanah longsor, direncanakan untuk rumah warga yang berada di bantaran sungai akan di relokasi.

Sementara itu, berbagai bantuan telah disalurkan kepada korban terdampak banjir dan longsor, diantaranya bantuan logistik dari BPBD Provinsi Jawa Barat dan Jasa Marga Provinsi Jawa Barat.

BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada dan siap siaga menghadapi potensi bahaya banjir susulan.

Menghadapi bahaya banjir, pemerintah daerah bersama warga dapat secara rutin dapat membersihkan saluran air, normalisasi sungai, melakukan perbaikan dan penguatan tanggul, serta menghijaukan kembali daerah resapan air di hulu dan sepanjang aliran sungai.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI