"Dua tahun yang lalu, sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan, saya telah memberikan instruksi kepada seluruh jajaran eksekutif kami, yaitu yang disebut program menanam 10 tanaman pendamping beras, yaitu hanjali atau jali-jali, jagung, pisang, porang, sagu, singkong, sorgum, sukun, talas, ubi jalar," katanya.
Dia menjelaskan saat ini porsi konsumsi nasi oleh masyarakat Indonesia mencapai 60 persen dan pada 2045 diprediksi memerlukan hingga 319 juta ton beras.
Dia menyebut angka konsumsi itu sangat besar dan menjadi tantangan karena Indonesia masih terkendala alih fungsi lahan pertanian, krisis iklim, kekeringan, gagal panen, hingga ketidakpastian pandemi.
Sebagai gambaran, katanya, data produksi beras pada masa pandemi tahun 2020 hanya mencapai 31,33 juta ton, sedangkan di tahun 2021 sebanyak 31,69 juta ton. Oleh karena itu, untuk mengisi kekurangannya dia mengatakan ide makanan pendamping beras menjadi penting.
"Saya yakin dengan kesadaran bersama, ditambah sosialisasi yang harus gencar, masif akan pentingnya mengembangkan dan mengonsumsi bahan pangan selain beras sebagai bahan pangan pokok masyarakat Indonesia, ancaman krisis pangan itu sekiranya dapat kita minimalkan; atau tentu yang kita sangat berkeinginan tidak sampai terjadi," tuturnya.
Megawati mengatakan perlu kesadaran dan gotong royong dalam mengembangkan food estate. Selain itu, peran para pengambil kebijakan, masyarakat, dan kaum muda juga diperlukan.
"Generasi muda untuk menjadikan pangan sebagai sumber daya strategis yang menentukan mati-hidupnya suatu bangsa," tegasnya.
Dia mengapresiasi program KKN Kebangsaan yang memberikan mahasiswa pengalaman langsung. Namun, hal itu tak cukup karena mahasiswa dan pihak kampus harus mendorong terlibat lebih jauh dalam penguasaan iptek, riset dan inovasi.
"Itulah sebagai hulu kemandirian pangan. Tanpa itu, semua tidak akan terjadi," ujarnya.
Baca Juga: Tingkatkan Volume Cadangan Pangan, Pemkab Kulon Progo Bangun Lumbung Pangan bagi Masyarakat
Program KKN Bersama Tahun 2022 diikuti mahasiswa dari 73 perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia, dengan melibatkan 2.331 mahasiswa yang akan ditempatkan di 100 desa di wilayah Kalimantan Tengah. (Antara)