Suara.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong satuan pendidikan melaksanakan pembelajaran tatap muka 100 persen untuk mengejar ketertinggalan siswa selama masa pandemi Covid-19.
Direktur Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Muhammad Hasbi, mengimbau para guru untuk mengenali kemampuan setiap siswa melalui asesmen diagnostik.
Karena kata dia, selama masa pandemi Covid-19, peserta didik belajar berbeda-beda sehingga level kemampuannya beragam.
"Guru perlu melakukan asesmen diagnostik kepada semua peserta didik. Jadi, saat PTM, guru bisa menerapkan pembelajaran berbasis kemampuan murid," ujar Hasbi dalam keterangannya, Jumat (15/7/2022).
Baca Juga: Peminat Melonjak, Penerima Beasiswa IISMA dari Kemendikbudristek RI Capai 1.155 Mahasiswa
Asesmen diagnostik merupakan sebuah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan siswa, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi siswa.
Penerapan asesmen diagnostik ini, kata Hasbi, telah sejalan dengan upaya Kemendikburistek dengan memperkenalkan sebuah kurikulum yang disebut Kurikulum Merdeka.
"Kurikulum Merdeka ini memiliki sejarah yang panjang di mana pada awal pandemi, Kemendikbudristek melakukan penyesuaian terhadap Kurikulum 2013 yang kemudian melahirkan Kurikulum Darurat," kata dia.
Hasbi menuturkan, pandemi Covid-19 membatasi aktivitas manusia sehingga berdampak terhadap banyak bidang, termasuk pendidikan. Hal ini menyebabkan learning loss atau kehilangan pembelajaran sehingga memicu menurunnya capaian belajar.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Kemendikbudristek, Kurikulum Darurat ini mampu mengatasi kehilangan pembelajaran yang terjadi di satuan pendidikan.
Baca Juga: Kemendikbudristek Perbarui Kerja Sama dengan The Japan Foundation
"Oleh karena itu, kurikulum ini kita sempurnakan menjadi Kurikulum Merdeka yang menjadi amunisi bagi pemerintah untuk melakukan pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19," ungkap Hasbi.
"PTM masih menjadi yang paling efektif dibandingkan dengan sistem lain, misalnya Pembelajaran Jarak Jauh. Ini adalah strategi utama kami untuk membawa kembali siswa ke sekolah," sambungnya.