Sampaikan Ini ke Polisi, Kakak Korban Pelecehan Seksual di Angkot Kecewa Dengan Keterangan Sopir

Jum'at, 15 Juli 2022 | 23:05 WIB
Sampaikan Ini ke Polisi, Kakak Korban Pelecehan Seksual di Angkot Kecewa Dengan Keterangan Sopir
ilustrasi pelecehan seksual. [envato elements]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Keluarga korban pelecehan seksual di angkot mengaku kecewa dengan keterangan sopir angkot M44 kepada kepolisian saat kejadian.

Pasalnya kata dari korban berinisial AF mengatakan sopir angkot M44 menyampaikan keterangan bahwa pelaku hanya ingin mengambil dompet di jaket.

"Kami agak kecewa sedikit mengenai keterangan sopir. Katanya beliau (sopir) nanya ke pelaku, pelaku mau ambil dompet lalu kesenggol," ujar NL kepada Suara.com, Jumat (15/7/2022).

NL menuturkan jika pelaku tak merasa melakukan pecelehan terhadap adiknya, seharusnya pelaku marah. Namun saat direkam sang adik, pelaku tidak marah.

Baca Juga: Berikan Efek Gentar Bagi Pelaku Pelecehan, CCTV Efektif Dipasang di Moda Transportasi Massal Termasuk Angkot

"Kalau memang pelaku nggak merasa beraba raba dada adik saya ketika di videoin ya marah dong," tutur NL.

Lebih lanjut, NL menyarankan agar para sopir angkot diberikan sosialisasi agar ketika terjadi pelecehan seksual dapat segera tanggap dan tidak cuek.

"Mungkin untuk sopir lebih dikasih sosialisasi lagi, jangan terlalu cuek, bila ada apa-apa cepat tanggap," papar dia.

Tak hanya itu, NL menyebut adiknya tak memiliki saksi yang kuat dalam kasus pelecehan seksual. Ia juga heran status adiknya bukan menjadi korban namun sebagai saksi.

"Karena adik saya juga nggak punya saksi yang kuat. Malah status adik saya bukan korban lagi, malah jadi saksi," tutur NL.

Baca Juga: Lama Menduda, Seorang Satpam Apartemen di Cengkareng Lecehkan Gadis Idaman

Lebih lanjut, NL juga berharap tak ada lagi kasus pelecehan seksual di angkatan umum atau transportasi umum lainnya.

"Saya berharap agar nggak ada lagi pelecehan seksual di dalam angkutan kota dan transportasi umum lainnya," katanya.

Sebelumnya, Polres Metro Jakarta Selatan telah memeriksa dua orang sebagai saksi terkait kasus pelecehan seksual di dalam mikrolet M 44 yang menyasar seorang karyawati berinisial AF.

Adapun saksi yang diperiksa yakni AF selaku korban dan sang sopir mikrolet yang mengetahui saat peristiwa itu berlangsung.

Kepala Unit (Kanit) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Mariana mengatakan, pihaknya saat ini juga sedang mengumpulkan sejumlah bukti.

Merujuk keterangan sopir angkot, terduga pelaku cuma mengaku hendak mengambil dompet.

"Hasil pemeriksaan sementara si sopir angkot memang lihat si korban nangis-nangis, kemudian lihat juga ada laki-laki di situ yang divideokan korban. Kemudian pada saat ditanya sopir angkot pelaku bilang hanya mengambil dompet yang ada di jaketnya," kata Mariana di Mapolrestro Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).

Terkini, polisi tengah menyebarluaskan operasional dalam rangka memburu keberadaan pelaku. Di samping itu, polisi juga tengah mengumpulkan bukti lain.

"Kami sedang menyebarluaskan opsnal kami untuk melakukan upaya mengejar pelaku. Tapi sebelumnya kami kumpulkan bukti-bukti dulu," sambungnya.

Sejauh ini, polisi sudah menyita ponsel genggam korban untuk dijadikan barang bukti. Selain itu, polisi juga belum menemukan identitas pelaku pelecehan seksual tersebut.

"HP korban sementara kami sita," papar dia.

Dilecehkan di Angkot

AF menjadi korban pelecehan seksual pada Senin (4/7/2022) lalu, ketika berangkat ke kantornya yang berada di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

"Mau berangkat kerja, karena saya domisili di Citayam. Jadi naik kereta jurusan Jakarta kota turun di (stasiun) Tebet," kata AF saat dihubungi Suara.com, Kamis (7/7/2022)

Dari stasiun Tebet, AF menaiki angkot nomor 44 yang mengarah ke Kuningan. Di dalam angkutan terdapat empat penumpang termasuk pelaku dan AF. Ketika itu pelaku duduk di pojok kanan bersampingan dengan korban.

Pada saat itu AF merasa ada yang meraba bagian dadanya. Namun AF masih berusaha berpikir positif, karena saat itu baik pelaku dan dirinya menaruh tas di bagian depan.

"Tidak mau menduga hal buruk, khawatir yg saya rasakan hanya gesekan antara tas," kata AF.

Namun, AF merasa ada yang janggal dan kemudian memastikannya. AF kaget ternyata awalnya dia pikir hanya gesekan tas, ternyata tangan pelaku.

"Make sure dengan melihat ke arah kanan dan mencoba menepis ternyata benar ada tangan. Dari situ saya langsung refleks pindah bangku dan inisiatif ambil HP untuk merekam wajah pelaku," kata AF.

Namun yang disayangkan AF, pada saat kejadian itu tidak ada yang menolong atau membantunya. Bahkan pada saat AF masih bersampingan dengan pelaku, dirinya sudah berteriak.

"Pas merekam saya nangis. Namun tidak ada satupun orang yang membantu beliau, sekalipun supir angkot," ungkap AF.

AF bahkan sempat memukul pelaku dan berteriak, namu orang-orang yang ada di sekitarnya tak ada satupun yang membantunya. Pada saat AF pun turun dari angkot, tidak juga orang yang menanyakan dirinya. AF pun mengaku trauma dengan peristiwa yang dialaminya. Kasus ini pun sudah dia laporkan ke Polres Metro Jakarta Selatan, Laporan Polisi: LP/1586/VII/2022/RJS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI