Suara.com - Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) Bareskrim Mabes Polri menangkap 14 tersangka kasus dugaan penyalahgunaan elpiji (LPG) bersubsidi di Pulogebang, Jakarta Timur.
Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Nurul Azizah mengatakan, pengungkapan kasus itu berdasarkan laporan polisi yang teregistrasi dengan nomor LP/A/0353/VII/2022/SPKT.Dittipidter/Bareskrim Polri pada 7 Juli 2022.
"Penyidik melakukan penangkapan kepada para tersangka pada hari Kamis (7/7) sekira pukul 01.37 WIB di Pulogebang, Jakarta Timur," kata Nurul Azizah di Cakung, Jakarta, Jumat (15/7/2022).
Dari penangkapan itu diamankan sejumlah barang bukti berupa tabung gas sebanyak 3.344 tabung dan kendaraan roda empat sebanyak 14 unit.
Baca Juga: Jelang Masa Jabatan Anies Habis Angka Kemiskinan di Jakarta Meningkat
Nurul mengatakan, modus yang digunakan para tersangka, yaitu membeli isi tabung gas bersubsidi tiga kg dengan harga Rp18.500 per tabung kemudian memindahkan ke tabung 12 kg dan menjualnya dengan harga Rp135.000 per tabung.
Dirtipidter Bareskrim Polri Brigjen Pol Pipit Rismanto mengatakan, para pelaku sering berpindah-pindah lokasi penyuntikan tabung gas untuk menghindari penyelidikan polisi.
"Mereka ini kegiatannya bisa berpindah-pindah. Dalam satu tempat mereka melakukan kegiatan bisa sampai tiga, empat bulan," ujar Pipit.
Potensi kerugian negara akibat penyalahgunaan elpiji bersubsidi tersebut mencapai Rp6,8 miliar.
"Seharusnya masyarakat bisa memanfaatkan barang subsidi ini tapi mereka salahgunakan. Ini tentunya merugikan pemerintah," kata Pipit.
Baca Juga: Aturan Pemisahan Tempat Duduk di Angkot Batal Diterapkan
Para tersangka disangkakan dengan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi dengan pidana penjara paling lama enam tahun dan denda paling tinggi Rp60 miliar. (Antara)