Suara.com - Najwa Shihab mengungkap bahwa sosok mantan wakil presiden (wapres) RI Boediono menjadi narasumber tersulit yang pernah ia wawancarai.
Dalam sebuah unggahan kanal Youtube RoTivi, Najwa Shihab mengaku bahwa dirinya dibuat haus saat menggali informasi dari sang eks wapres.
"Demi Allah gue sampai haus banget ini Pak Boediono," ungkap Najwa Shihab, dikutip dari Suara.com, Kamis (14/7/2022).
Meski terkenal kritis dan tajam saat mewawancarai para politisi Tanah Air, putri Quraish Shihab tersebut dibuat kewalahan saat menggali jawaban dari Boediono terkait keterlibatannya dalam kasus Bank Century.
Baca Juga: Wawancara Sosok Penjabat Ini, Bikin Najwa Shihab Haus
"Aduh orangnya diam banget, gue sampai haus, jawabnya pendek-pendek kayak menentang banget," tambahnya.
Lantas, seperti apa sepak terjang dari sosok eks wapres RI tersebut? Berikut profil Boediono.
Politisi kelahiran Blitar
Boediono dilahirkan di Blitar pada 25 Februari 1943 silam dan menghabiskan masa mudanya menempuh pendidikan di kota tersebut hingga tamat SMA.
Kini, Boediono menikah dengan Herawati dan dikaruniai dua orang anak yakni Ratriana Ekarini dan Dios Kurniawan.
Baca Juga: Cerita Najwa Shihab Kewalahan Wawancara Mantan Wapres RI: Demi Allah Gue Sampai Haus!
Perjalanan pendidikan
Usai tamat SMA, Boediono merantau ke Australia dan mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Western Australia.
Dikutip dari laman resmi Kemenkeu, Boediono memperoleh gelar Bachelor of Economics dari perguruan tinggi tersebut dan melanjutkan studinya ke Universitas Monash demi mendapat gelar Master of Economics.
Tak puas menimba ilmu, Boediono melanjutkan pendidikannya ke tingkat S3 dan memperoleh (Ph.D.) dalam bidang ekonomi dari Wharton School, Universitas Pennsylvania.
Jadi guru besar di UGM hingga gubernur BI
Kembali mengutip laman Kemenkeu, Boediono kemudian mengabdi dengan menjadi dosen dan guru besar disiplin ilmu ekonomi di Universitas Gadjah Mada sebelum dirinya terjun ke pemerintahan.
Selain jadi guru besar, Boediono menjabat beberapa posisi penting di berbagai lembaga keuangan. Ia diangkat menjadi Gubernur Bank Indonesia pada 2008 silam.
Jabat segudang kementerian
Boediono akhirnya dipanggil masuk ke pemerintahan dengan diangkat menjadi Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional pada tahun 1998 dalam Kabinet Reformasi Pembangunan di bawah kepemimpinan BJ Habibie.
Pada 2001 silam, ia diangkat sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) pada tahun 2001 dalam Kabinet Gotong Royong semasa kepresidenan Megawati Soekarnoputri.
Saat menjabat sebagai Menkeu ia dinilai berhasil menstabilkan nilai tukar Rupiah dengan Dollar yakni Rp 9000 untuk 1 USD.
Ia juga berhasil membawa Indonesia lepas dari IMF.
Temani SBY memimpin Indonesia
Berkat latar belakangnya sebagai ekonom dan dinilai bebas kepentingan politik pribadi, Boediono menarik Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menjadikan dirinya wakil saat mencalonkan diri di Pemilihan Umum 8 Juli 2009.
Mendampingi SBY, Boediono mencalonkan diri sebagai calon wapres pada Pemilu kala itu, diusung oleh Partai Demokrat, PKB, PPP, PKS, PAN, dan segudan partai lainnya.
Pasangan SBY-Boediono akhirnya berhasil memenangkan suara melawan Megawati-Prabowo dan Kalla-Wiranto, hingga akhirnya keduanya dilantik menjadi pasangan presiden dan wakil presiden RI 2009–2014.
Kontributor : Armand Ilham