PM Italia Mario Draghi Ajukan Mundur, Tapi Ditolak Presiden

Siswanto Suara.Com
Jum'at, 15 Juli 2022 | 12:39 WIB
PM Italia Mario Draghi Ajukan Mundur, Tapi Ditolak Presiden
Perdana Menteri Italia Mario Draghi berfoto dengan Presiden Indonesia Joko Widodo saat ia tiba untuk Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Roma, Italia, Sabtu (30/10/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Guglielmo Mangiapane/rwa/cfo (REUTERS/GUGLIELMO MANGIAPANE)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Italia Sergio Mattarella menolak pengunduran diri Perdana Menteri Mario Draghi pada Kamis (14/7) setelah drama politik berlangsung seharian.

Kekisruhan politik itu bisa membuat pemerintahan persatuan nasional jatuh setelah mereka berkuasa kurang dari 18 bulan.

Draghi pada Kamis mengumumkan akan mundur setelah partai koalisi Gerakan Bintang 5 tidak berhasil menopang dia dalam pemungutan suara soal kepercayaan terhadap rencananya menangani lonjakan harga berbagai kebutuhan.

"Koalisi persatuan nasional pendukung pemerintahan ini sudah tak ada lagi," katanya.

Baca Juga: Laporan Kuartal Kedua 2022 Asosiasi Industri Sepeda Motor Italia: Pasar Turun 1,8 Persen

Draghi adalah mantan kepala Bank Sentral Eropa, menjabat perdana menteri sejak Februari 2021.

Ia sudah mendatangi Istana Quirinale di Roma untuk bertemu dengan Mattarella --penengah utama dalam politik Italia-- dan menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada sang presiden.

Namun, Mattarella mendesaknya agar mempertimbangkan kembali keputusan tersebut.

Mattarella meminta Draghi untuk berbicara dengan parlemen guna mendapat gambaran yang lebih jelas soal situasi politik.

Draghi diperkirakan akan muncul di parlemen Rabu depan (20/7).

Baca Juga: Profil Federico Gatti, Dari Kuli Bangunan Hingga Kini Dipanggil Timnas Italia

Sebelum itu, ia kemungkinan akan melanjutkan rencana untuk mengunjungi Aljazair, negara penting pemasok gas, pada Senin (18/7) dan Selasa (19/7), kata beberapa sumber di kalangan politik.

Ada beberapa pilihan yang bisa diambil Presiden Mattarella (81 tahun) dalam menyikapi pengunduran diri Draghi.

Ia bisa berupaya membujuk Draghi untuk membentuk pemerintahan baru, mencari pemimpin sementara yang akan membimbing Italia menuju pemilihan tahun depan, atau menyelenggarakan pemilihan dini.

Partai-partai politik Italia mengalami perpecahan menyangkut berbagai masalah, seperti lonjakan biaya hidup serta langkah untuk menanggapi invasi Rusia ke Ukraina.

Perpecahan itu memburuk terkait pendekatan menjelang pemilihan umum, yang dijadwalkan berlangsung pada semester pertama 2023.

Draghi, yang adalah perdana menteri keenam Italia dalam satu dasawarsa terakhir ini, dipuji atas langkah-langkahnya membantu mengarahkan Italia dalam menangani krisis akibat virus corona.

Sosoknya juga telah membantu Italia memiliki lebih banyak pengaruh di panggung internasional.

Sumber: Reuters/Antara

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI