Suara.com - Juru bicara pimpinan parlemen Sri Lanka mengatakan Presiden Gotabaya Rajapaksa telah mengajukan surat pengunduran diri setelah tiba di Singapura dari Maladewa, di tengah aksi demonstrasi di dalam negeri.
Pengumuman ini memicu kegembiraan di Kolombo, di mana pengunjuk rasa berkumpul di luar kantor presiden, menentang pemberlakuan jam malam di kota itu.
Massa menyalakan petasan, meneriakkan slogan-slogan dan menari dengan gembira di lokasi protes, Gota Go Gama, yang dinamai sebagai ejekan nama depan Rajapaksa.
"Seluruh negara akan merayakannya hari ini," kata aktivis Damitha Abeyrathne.
Baca Juga: Sorak Sorai Warga Sri Lanka Usai Presiden Gotabaya Nyatakan Resign Via Surel
"Ini kemenangan besar. Kami tak pernah menyangka bisa membebaskan negara ini dari mereka," tambahnya, merujuk pada keluarga Rajapaksa, yang mendominasi politik Sri Lanka selama dua dekade.
"
Menurut juru bicara pimpinan parlemen, Rajapaksa mengajukan pengunduran dirinya melalui surat elektronik (email) pada Kamis (14/07) malam dan akan berlaku mulai hari Jumat (15/07) ini, setelah dokumen tersebut diverifikasi secara hukum.
Dikatakan, pengunduran diri Rajapaksa akan diumumkan secara resmi pada pukul 07.30 waktu setempat, pada hari Jumat (15/07).
Seorang sumber menyebut Rajapaksa melarikan diri ke Maladewa pada hari Rabu (13/07) kemudian menuju ke Singapura pada hari Kamis (14/07) dengan penerbangan maskapai Arab Saudi.
Baca Juga: Presiden Sri Lanka Mundur Melalui Surat yang Dikirim dari Singapura
Seorang penumpang yang menolak disebutkan namanya, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Rajapaksa disambut sekelompok penjaga keamanan dan terlihat meninggalkan area VIP bandara dengan konvoi kendaraan berwarna hitam.
Staf maskapai penerbangan menjelaskan kepada Reuters bahwa Rajapaksa mengenakan pakaian hitam, terbang dengan kelas bisnis bersama istri dan dua pengawalnya, dan tampaknya seperti "pendiam" dan "ramah".
Kementerian Luar Negeri Singapura memastikan Rajapaksa telah memasuki negara itu dalam kunjungan pribadi, dan tidak mencari atau diberikan suaka.
Tidak jelas di mana tujuan akhir mantan presiden itu. Pejabat di Maladewa awalnya menyebutkan bahwa dia berencana melanjutkan perjalanan ke Arab Saudi, tapi hanya dapat mengkonfirmasi pemberhentian pertamanya di Singapura.
Keputusan Rajapaksa pada hari Rabu (13/07) untuk menjadikan sekutunya, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe, sebagai penjabat presiden telah memicu aksi demo yang lebih luas.
Para demonstran bahkan menyerbu gedung parlemen dan kantor Perdana Menteri menuntut agar dia juga mundur.
Sebelumnya pada hari Kamis, pemerintah memberlakukan jam malam di Kolombo dan sekitarnya yang akan berlangsung hingga jam 5 pagi pada hari Jumat, dan pengunjuk rasa menarik diri dari istana presiden setelah menguasainya selama akhir pekan.
Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari ABC News.