Edayanti berharap nantinya akan semakin sedikit temuan air zamzam di dalam koper bagasi jamaah. Terlebih pihaknya sudah melakukan sosialisasi sejak dari tanah air bahwa jemaah tidak diperbolehkan membawa air zamzam di dalam bagasi tercatat.
"Ini based on safety regulation dari maskapai. Sesuai aturan GACA jamaah haji tidak boleh membawa air zamzam di dalam bagasi tercatat," jelas Edayanti.
"Mereka (air zamzam) akan terhimpit satu dengan yang lain dan kemungkinan besar akan pecah, lalu merembes sehingga akan menyebabkan kabel-kabel di bawah pesawat itu terganggu," lanjutnya.
Ditegaskan Eda, larangan membawa air zamzam di dalam bagasi tercatat bukan keinginan Kementrian Agama dan pemerintah. Namun ia juga tidak menyalahkan jamaah haji yang punya keinginan tinggi membawa air zamzam karena dianggap hadiah paling tinggi untuk dibawa ke tanah air.
"Penerbangan kita itu cukup lama, kalau ke Jakarta saja butuh waktu kurang lebih 9 jam, ke Solo sekitar 10 jam, ke Makasar sampai 12 jam. Jadi ini berpotensi pecah dan merembes yang bisa membahayakan penerbangan. Kami tetap mengacu kepada aturan keselamatan dan keamanan penerbangan," tegasnya.
Menurut Eda, kalau pun nanti di dalam pemeriksaan X-ray ternyata ada air zamzam yang lolos di dalam bagasi, maka nantinya di General Investigation Directorate (GID) akan tetap ditemukan.
"Kalau nanti dalam sampling antara 5 sampai 10 bagasi ternyata ditemukan air zamzam, maka satu truk itu akan dibawa lagi ke Airgate untuk dibersihkan kembali. Ini akan berakibat pada delay pesawat karena protap kami 12 jam sebelum terbang seluruh bagasi jamaah sudah diupload di dalam pesawat," terangnya.
Padahal, tegas Eda, air zamzam untuk jamaah haji Indonesia sudah disiapkan seberat 5 liter dan telah berada di asrama haji embarkasi.
"Sehingga jamaah tidak perlu repot-repot lagi membawa zamzam. Berbeda dengan negara lainnya yang tidak memfasilitasi pengiriman air zamzam nya," tutur Eda.
Baca Juga: Jemaah Haji Kloter Pertama Pulang ke Tanah Air Hari Ini, Catat Ini Rinciannya