Menlu Singapura Tegaskan Tak Beri Suaka Ke Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa

Bangun Santoso Suara.Com
Jum'at, 15 Juli 2022 | 08:58 WIB
Menlu Singapura Tegaskan Tak Beri Suaka Ke Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa sebelum dilantik pada Senin (18/11/2019) waktu setempat. (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa kabur ke Singapura. Ia terbang menggunakan pesawat Saudia Airlines pada Kamis (14/7/2022).

Sebelumnya, sejak Rabu (13/7/2022), Gotabaya kabur dari Sri Lanka setelah sebelumnya berjanji bakal mengundurkan diri di hari itu. Ia awalnya terbang ke Maladewa, hingga kemudian berlanjut menuju Singapura.

Menurut AFP, di Maladewa Presiden Gotabaya sempat mendapat aksi demo. Sekelompok warga yang mayoritas adalah warga Sri Lanka yang ada di Maladewa menolak kedatangan Gotabaya. Mereka membentangkan spanduk dan 'mengusir' Gotabaya untuk kembali pulang ke Sri Lanka.

Sementara dari laporan Reuters yang dilansir Antara, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mendarat di Singapura pada Kamis (14/7/2022) waktu setempat, menurut data penelusuran penerbangan.

Baca Juga: Kirim Surat Dari Singapura, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Resmi Mengundurkan Diri

Rajapaksa, yang kabur ke Maladewa pada Rabu, terbang ke Singapura dengan sebuah pesawat Arab Saudi, menurut seorang sumber yang mengetahui situasinya.

Seorang penumpang dalam penerbangan itu, yang menolak disebut namanya, mengatakan kepada Reuters bahwa Rajapaksa dijemput oleh sekelompok pengawal.

Mereka terlihat meninggalkan ruang VIP bandara dalam iring-iringan kendaraan berwarna hitam.

Menteri luar negeri Singapura mengatakan, Rajapaksa telah memasuki negaranya dengan kapasitas pribadi, dan tidak mencari atau diberi suaka.

Rajapaksa belum mengundurkan diri meskipun sebelumnya berjanji untuk mundur pada Rabu.

Baca Juga: Diusir Dari Maladewa, Presiden Sri Lanka Kabur Ke Singapura

Situasi itu telah menimbulkan ketidakpastian baru di negara yang dilanda krisis tersebut.

Keputusannya pada Rabu untuk menunjuk sekutunya Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe sebagai penjabat presiden memicu protes lebih keras.

Demonstran menyerbu gedung parlemen dan kediaman sang PM untuk menuntut pengunduran dirinya.

"Kami ingin Ranil pulang," kata Malik Perera, pengemudi bajaj 29 tahun, yang ikut berunjuk rasa di parlemen, Kamis.

"Mereka telah menjual negara ini, kami ingin orang baik mengambil alih, sampai itu terjadi kami tak akan berhenti," kata dia.

Aksi-aksi memprotes krisis ekonomi telah berlangsung berbulan-bulan dan mencapai puncaknya pekan lalu ketika ratusan ribu orang menduduki gedung-gedung pemerintah di Kolombo.

Mereka menyalahkan keluarga dan sekutu Rajapaksa atas inflasi yang tinggi, kelangkaan bahan pokok, dan korupsi.

Rajapaksa, istri dan dua pengawalnya meninggalkan negara itu dengan sebuah pesawat AU Rabu pagi dan terbang ke Maladewa.

Pemerintah memberlakukan jam malam di Kolombo mulai Kamis tengah hari (13.30 WIB) sampai Jumat untuk mencegah kerusuhan meluas.

Media setempat menayangkan kendaraan-kendaraan lapis baja dengan serdadu di atasnya berpatroli di jalan-jalan ibu kota.

Militer mengatakan tentara dikerahkan untuk melindungi rakyat dan fasilitas publik.

Parlemen dijadwalkan akan memilih presiden baru pada 20 Juli.

Seorang sumber di partai berkuasa mengatakan bahwa Wickremesinghe adalah pilihan pertama partai, meskipun belum ada keputusan yang diambil.

Kubu oposisi mengusung pemimpinnya, Sajith Premadasa, putra seorang mantan presiden.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI