Suara.com - Sosok istri Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Mabes Polri Inspektur Jenderal Ferdy Sambo, Putri Chandrawathi kini tengah menjadi pusat perhatian publik. Putri mengaku telah mengalami pelecehan seksual dari sopir pribadinya Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah dinasnya. Simak profil Putri Chandrawathi istri Kadiv Propam dan kondisi terkininya.
Brigadir J tewas usai terlibat aksi baku tembak dengan Bharada E di kediaman Kadiv Propam di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat sore (8/7/2022) pukul 17.00 sore. Aksi polisi tembak polisi itu diduga buntut dari pelecehan terhadap istri Kadiv Propam.
Dari kejadian tersebut banyak yang penasaran menganai sosok istri Kadiv Propam. Untuk itu, simak profil Putri Chandrawathi istri Kadiv Propam dan kondisi terkininya berikut.
Profil Putri Candrawathi Istri Kadiv Propam
Wanita bernama Putri Candrawathi atau Putri Ferdy Sambo itu diketahui memiliki gelar sebagai dokter gigi. Akan tetapi ia tidak menekuni profesi itu dan lebih memilih menemani suaminya bertugas.
Sosoknya memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan anak dengan baik. Diketahui pada tahun 2014, Putri Sambo pernah mengirimkan surat kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Brebes.

Istri Ferdy Sambo itu berencana membangun TK Kemala Bhayangkari 28 yang berada di wilayah Desa Kalierang, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes. Saat itu, dirinya sedang menemani suaminya yang dipercaya menjabat sebagai Kapolres Brebes.
Memang benar, Irjen Ferdy Sambo sendiri merupakan sosok seorang perwira tinggi polisi. Sejak tanggal 16 November 2020 ia dipercaya menjabat sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam).
Ferdy lulus Akpol di tahun 1994, sehingga tak heran jika dirinya berpengalaman di bidang reserse. Namanya juga terkenal berkat kasus besar di Tanah Air yang pernah ia tangani.
Beberapa di antaranya yaitu pengusutan bom bunuh diri di Sarinah Thamrin pada tahun 2016, kasus kopi racun sianida yang menggemparkan Indonesia tahun 2016, penyidikan kebakaran di kantor Kejaksaan Agung, dan penanganan terbarunya dalam kasus penerbitan sejumlah surat jalan palsu buronan Djoko Tjandra.