Suara.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyayangkan tindakan intimidasi yang dialami dua jurnalis dari CNN Indonesia dan 20 Detik saat melakukan peliputan di sekitar rumah dinas Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo, Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, menegaskan intimidasi itu harus diusut dan menjadi atensi Polri.
"Kami menyayangkan peristiwa ini dan kami akan minta kepada kepolisian untuk mengusut apa yang terjadi dalam peristiwa tersebut," kata Anam saat dihubungi Suara.com, Kamis (14/7/2022).
Anam menegaskan, kerja-kerja jurnalis harus dihormati dan dilindungi, sebab menjadi satu pilar dalam demokrasi.
Baca Juga: Kata Irjen Napoleon soal Baku Tembak di Rumah Kadiv Propam Polri: Katakan Jujur dan Apa Adanya!
"Karena salah satu pilar penting dalam konteks HAM, demokrasi, dan negara hukum yang kita pilih bersama-sama ini. Kerja-kerja teman jurnalis adalah pilar utama dalam konteks itu," ujarnya.
"Oleh karenanya kami memberikan atensi terhadap kasus ini dan kami minta supaya kepolisian segera menindaklanjuti," sambungnya.
Seperti diketahui, dua jurnalis dari CNN Indonesia dan 20 Detik itu diminta tiga OTK untuk menghapus foto dan video saat melakukan peliputan. Tiga pria misterisu itu mempunyai perawakan tegap dan berambut cepak.
Kejadian bermula saat kedua jurnalis itu hendak melakukan wawancara di kediamanan Seno Sukarto. Purnawirawan jenderal bintang dua itu merupakan ketua RT di kompleks tersebut yang sempat diwawancara pada kemarin hari.
"Awalnya saya jalan-jalan keliling komplek, terus ke rumah ketua RT mau wawancara. Sempat diterima sama ibu RT, intinya bilang Pak RT tidak mau ngomong karena kemarin sudah," kata jurnalis 20 Detik yang enggan disebut namanya saat dikonfirmasi, Kamis malam.
Baca Juga: KontraS Endus Upaya Menutup Fakta-fakta dalam Kasus Tewasnya Brigadir J
Lantas, jurnalis 20 Detik bersama jurnalis CCN Indonesia itu mencari opsi lain dengan mewawancarai tukang sapu di kompleks tersebut. Mereka berdua hendak bertanya soal gambaran peristiwa pada Jumat (8/7/2022) lalu.
"Ketemu lah Pak Asep lah di pertigaan tuh di pinggir jalan. Oh iya saya Pak Asep, oh ya udah. Sambil wawancara tuh sempat ada orang nyamperin, manggil si Pak Asep, terus ya udah kita lanjut wawancara tuh sama Pak Asep sambil videoin segala macam," ucapnya.
Jurnalis CCN Indonesia yang dihubungi terpisah turut membenarkan hal tersebut. Kata dia, saat proses wawancara berlangsung ada tiga OTK datang menghampiri.
Perawakan tiga OTK itu tegak dan berambut cepak. Ketiganya lantas menghentikan proses wawancara dan merampas ponsel genggam dan menghapus foto hingga video.
"Tinggi kira-kira 170 cm, rambut cepak pakai kaos hitam. Tiba-tiba samperin kami dan menghapus foto dan video," ujar sang jurnalis CNN yang enggan disebut namanya.
Dia juga menyebut, ketiga OTK itu memperingati jurnalis untuk tidak meliput lagi di sekitar lokasi. Satu dari tiga OTK itu berkata kalau jurnalis sudah terlalu jauh dalam melalukan peliputan.
"Kalau masih di sana [rumah Ferdy Sambo] enggak apa-apa. Tapi kalau ke sini sudah terlalu jauh."