Suara.com - Kisah seorang wanita bernama Nur asal Jambi sempat mencuri perhatian warganet. Pasalnya ia mengalami banyak kerugian, bahkan sampai kehilangan uang Rp300 juta lebih, setelah ditipu oleh seseorang bernama Erayani.
Parahnya lagi, Erayani sampai berpura-pura menjadi dokter pria dengan nama Ahnaf Arrafif untuk menjerat korbannya. Ia lantas menikahi Nur selama 10 bulan, sebelum penyamarannya terbongkar dan membuatnya kini berurusan dengan polisi.
Kisah ini jelas diwarnai dengan banyak spekulasi liar dari warganet, termasuk tudingan jika korbannya juga seorang penyuka sesama jenis sehingga sampai tidak menyadari suaminya adalah seorang perempuan.
"Banyak sekali netizen-netizen yang berpikir Nur itu juga punya penyimpangan," ungkap Deddy Corbuzier yang menjadi tuan rumah acara podcast tempat Nur mengungkapkan ceritanya, dikutip Suara.com pada Kamis (14/7/2022).
Namun dengan tegas Nur membantah tudingan tersebut. "Tidak ada penyimpangan seksual," katanya.
Ia merasa sakit hati mendapati warganet tega menudingnya penyuka sesama jenis, apalagi karena mereka tidak memahami berbagai penderitaan yang dialami Nur selama periode pernikahan tersebut.
Mulai dari disekap di kamar, tidak diperbolehkan menggunakan handphone, tidak diperkenankan mengelola sendiri rekening tabungannya, sampai hampir dibunuh di air terjun.
"Kalau dengar pemberitaan yang ngatain saya lesbi, saya nggak kayak gitu. Mereka tidak tahu apa yang saya alami selama 4 bulan dikurung di Lahat, mereka nggak tahu," tutur Nur.
"Tiga kali saya dibawa ke air terjun, satu kali saya mau ditenggelemin ke sungai, mereka kan nggak tahu itu," lanjutnya yang sampai membuat Deddy terkejut. "Mungkin kalau Ibu telat bawa tim buser, mungkin saya udah nggak ada di sini."
Baca Juga: Tetangga Tega! Jatah Daging Kurban sampai Parcel Lebaran Yatim Piatu Diambil
Nur mengaku sudah mengungkap kisah percobaan pembunuhan ini kepada polisi. Kemungkinan hal ini akan dilakukan pelaku setelah harta benda korban habis.
"Kemungkinan emang setelah saya sadar, saya mau dibunuh. Karena kan udah nggak ada uang lagi, nggak bisa morotin saya lagi," ujar Nur di sela tangisannya.
Pendamping Nur yang hadir di podcast tersebut mengungkap kliennya pernah dibawa oleh pelaku ke sebuah air terjun yang berlokasi cukup jauh dari pemukiman warga. Di sana Nur kemudian coba ditenggelamkan di air terjun dengan arus yang sangat deras.
"(Saya) disuruh mandi, (saya) ke air terjun 3 kali," ungkapnya. "Yang ketiga kali, saya disuruh mandi tapi posisinya saya pegang tangan dia, itu sama bapak angkatnya."
Saat itu arus air terjun begitu deras, namun beruntung ia masih sempat berpegangan erat pada pelaku sehingga tidak sampai hanyut.
"Saya kan pegangin tangan dia ya. Mungkin kalau saya nggak kenceng pegangnya, saya bisa langsung didorongnya. Itu kan air terjun deres banget, alirannya langsung ke sungai," jelasnya.
Bahkan tangan suaminya itulah satu-satunya yang bisa dipakai untuk berpegangan. Sehingga bisa dibayangkan bahaya yang mengancam jika korban sampai terlambat memegang tangan pelaku.
"Dibohonginnya begitu? Biar sembuh nggak diguna-guna gitu katanya?" tanya Deddy.
"Iya. Waktu itu, dia bilangnya Ibu yang jahat, Ibu yang mau nyakitin saya," balas Nur. "Terus waktu tahun baru saya dipindahin, itu saya dibawa ke sungai, sama aja saya disuruh nyelem (untuk dibersihkan)."
Namun beruntung ibu korban segera melapor ke polisi hingga berhasil menjemput kembali sang buah hati yang sudah berbulan-bulan dilarikan oleh pelaku. Kini kasus penipuan tersebut masih bergulir di ranah hukum.
"(Saya berharap) dihukum seadil-adilnya pelaku," tegas Nur, tersirat juga berharap keadilan serupa ikut dirasakan oleh keluarga pelaku yang kini bersikap seolah tak ada beban.
Perjalanan Singkat Kasus Penipuan oleh Erayani
Erayani mengadopsi identitas sebagai Ahnaf Arrafif dan berkenalan dengan korbannya lewat aplikasi kencan online. Hubungan tersebut lalu berlanjut sampai ia menikah siri dengan korban selama 10 bulan.
Kepada korban dan keluarganya, Erayani mengaku bekerja sebagai dokter dengan sederet gelar akademis, salah satunya lulusan sebuah universitas di New York, Amerika Serikat.
Namun lama-kelamaan keluarga korban mulai curiga apalagi karena Erayani tak kunjung menunjukkan identitas yang telah dijanjikan. Sampai akhirnya keluarga korban melaporkan dugaan penipuan tersebut ke kepolisian setempat.