Suara.com - Krisis Sri Lanka yang berkelanjutan tak kunjung menemui titik terang. Bahkan, kondisi negara tersebut makin kacau usai rakyat membentuk aksi massa protes menuntut para pemimpin untuk mengatasi krisis yang tengah menimpa mereka.
Belum lagi, sang Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa tidak ditemukan di tengah-tengah rakyat karena diketahui melarikan diri ke Maldives. Berikut kondisi terkini Sri Lanka yang makin kacau.
1. Rakyat membentuk massa aksi protes, geruduk rumah PM dan Presiden
Lantaran krisis semakin parah, rakyat protes dan membentuk massa aksi untuk menuntut pemimpin mereka bertindak menyelesaikan krisis.
Baca Juga: Bagaimana Hari yang Dramatis dan Bersejarah di Sri Lanka Bergulir?
Tak tanggung-tanggung, pada Sabtu (9/7/2022) rakyat tampak menyerbu kediaman perdana menteri (PM) dan presiden dan memanfaatkan berbagai fasilitas mewah di kedua lokasi tersebut sebagai bentuk protes.
2. Rakyat tuntut PM Sri Lanka 'turun takhta'
Tuntutan utama yang dilayangkan oleh rakyat salah satunya adalah agar PM Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengundurkan diri lantaran dinilai tidak kompeten dalam menyelesaikan krisis ekonomi yang telah menimpa rakyat.
Mereka juga menuntut Ranil mundur lantaran dinilai membantu sang presiden kabur ke luar negeri dan meninggalkan rakyat di tengah-tengah krisis. Secara kompak, mereka meneriakan seruan yang menyebut nama PM Sri Lanka tersebut agar turun dari jabatannya.
"Kami ingin Ranil mundur," ucap seorang pria yang turut tergabung dalam massa aksi.
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Ekonomi Indonesia Stabil, Tak Akan Berakhir Seperti Sri Lanka
3. Massa geruduk stasiun TV nasional
Rakyat yang ikut berprotes juga menggeruduk stasiun TV nasional dan menuntut agar seruan protes mereka ditayangkan secara meluas seantero negeri.
Seorang pemuda yang tergabung dalam massa aksi tersebut dilaporkan menerobos ruang siaran dan mengambil alih sebuah acara TV dan meminta agar stasiun tersebut hanya menyiarkan berita tentang protes terhadap pemerintah yang tak kunjung hadir dalam krisis nasional.
4. Presiden kabur ke Maldives dan akan melarikan diri ke negara Asia lain
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, presiden Gotabaya telah absen dan diketahui kabur ke Maldives bersama istri dan dua pengawalnya pada Rabu (13/7/2022) pagi, sebagaimana yang dilaporkan oleh laman berita Reuters.
Parlemen Sri Lanka akhirnya memutuskan langkah tegas yakni menentukan pengganti Gotabaya pada 20 Juli 2022 mendatang. Pasalnya, Gotabaya tidak terlihat di hadapan publik sejak Jumat (8/7/2022) lalu dan memilih untuk kabur alih-alih meredam situasi di negaranya.
Pejabat bandara Maldives melaporkan pada awak media AFP bahwa Gotabaya akan kabur lagi ke Singapura pada Kamis (14/7/2022).
5. Adik presiden dicekal di bandara
Protes besar-besaran rakyat Sri Lanka juga berimbas kepada sang adik dari Gotabaya yakni Basil Rajapaksa, yang merupakan anggota parlemen Sri Lanka.
Basil dicekal oleh petugas bandara ketika hendak kabur lantaran mereka marah terhadap keluarga Rajapaksa yang dinilai menjadi biang kerok krisis di negara tersebut.
Mereka menolak permintaan Basil untuk terbang ke luar negeri dan meminta pelayanan VIP.
Informasi tersebut disampaikan langsung oleh Asosiasi Petugas Imigrasi dan Emigrasi Sri Lanka , K.A.S Kanugala saat ditemui awak media Reuters.
6. Partai oposisi aji mumpung manfaatkan situasi untuk ambil kekuasaan
Absennya presiden Gotabaya dimanfaatkan partai oposisi untuk umumkan bahwa mereka akan mengambil alih kekuasaan.
Partai Samagi Jana Balawegaya yang dikepalai oleh Sajith Premadasa mengumumkan bahwa mereka akan membentuk pemerintahan baru dan mengaku akan dapat membendung krisis nasional Sri Lanka.
Dengan berbekal 54 kursi di parlemen, Sajith percaya diri bahwa partainya dapat menghimpun simpati dari rakyat.
"Kami sebagai oposisi siap memberikan kepemimpinan untuk menstabilkan negara dan membangun kembali perekonomian. Kami akan menunjuk presiden baru, perdana menteri dan membentuk pemerintahan," ujar Sajith, dilansir oleh laman berita Reuters.
7. Nasib WNI yang ada di Sri Lanka kini
Protes besar-besaran di Sri Lanka juga mempengaruhi kondisi para warga negara Indonesia (WNI) yang kebetulan berada di negara tersebut.
KBRI di kota Colombo, Sri Lanka melaporkan bahwa sejumlah 340 WNI di negara tersebut dalam keadaan aman dan diawasi secara berkala.
“KBRI Kolombo mencatat terdapat 340 WNI yang menetap di Sri Lanka. Semuanya dalam keadaan baik serta termonitor kondisinya oleh KBRI,” kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha melalui pesan singkat, Senin (11/7/2022) malam.
KBRI juga telah memberikan bantuan logistik kepada WNI di Sri Lanka sejak krisis di negara tersebut memuncak.
Kontributor : Armand Ilham