Puasa Bulan Muharram Hukumnya Apa?

Rifan Aditya Suara.Com
Kamis, 14 Juli 2022 | 16:29 WIB
Puasa Bulan Muharram Hukumnya Apa?
puasa bulan Muharram hukumnya apa - Ilustrasi Berdoa, Niat Puasa (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bulan Muharram 1444 H akan jatuh pada akhir bulan Juli 2022 ini. Dalam bulan Muharram ada 2 puasa yang perlu dikerjakan. Namun tahukah anda, puasa bulan Muharram hukumnya apa?

Perlu diketahui, puasa bulan Muharram hukumnya adalah sunnah, baik itu untuk puasa Asyura maupun puasa Tasua.

Meskipun tidak wajib, tapi keutamaan puasa bulan Muharram ini sangat besar dan istimewa. Hal tersebut disampaikan dalam sejumlah hadist.

Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Imam Muslim yang berasal dari Abu Hurairah ra, yang artinya "Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah - Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam", (HR. Muslim).

Baca Juga: Ini Keutamaan Puasa Tasua dan Bacaan Niat yang Harus Dibaca

Dua puasa di bulan Muharram adalah Puasa Asyura dan Puasa Tasua. Dimana Puasa Asyura dikerjakan pada tanggal 10 Muharram dan puasa Tasua pada 9 Muharram.

Muharram adalah bulan yang dimuliakan Allah SWT. Sehingga muslim yang mengerjakan amalan kebaikan di bulan Muharram akan tercurah kebaikan pula kepadanya.

Abu Dzar ra berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah SAW: "Malam apakah yang lebih baik dan bulan apakah yang lebih utama?", lalu beliau menjawab" "Sebaik-baiknya malam adalah pertengahannya. Bulan yang paling utama adalah bulan Allah yang kalian sebut Muharram", (HR. An-Nasa'i).

Pentingnya Puasa Asyura

Selain, dalam riwayat Nabi Muhammad SAW juga pernah menyampaikan betapa pentingnya puasa Asyura.

Baca Juga: 3 Keutamaan Puasa Asyura di Bulan Muharram

Dikutip dari Buku Pintar Puasa Wajib dan Sunnah karya Nur Solikhin, saat tiba di Madinah, Rasulullah SAW tetap menjalankan puasa Asyura dan juga memerintahkan para sahabatnya untuk melakukan puasa tersebut.

Namun, ketika puasa Ramadhan diwajibkan, lalu beliau meninggalkan puasa Asyura dan memberikan saran kepada para sahabatnya untuk tetap berpuasa bagi yang ingin melakukannya.

Diceritakan dalam sebuah hadits, bahwa Rasulullah SAW berpuasa di salah satu hari di bulan Muharram dan sebulan penuh di bulan Ramadhan. Tujuan beliau untuk mencari keutamaan yang tidak dapat diraih di hari dan bulan lainnya.

Lalu dalam buku Panduan Muslim Sehari-hari oleh Hamdan Rasyid dan Saiful Hadi El-Sutha juga disebutkan keutamaan puasa Asyura dan Tasua.

Jika seseorang berpuasa di hari kesepuluh bulan Muharram (10 Muharram) maka diampuninya dosa satu tahun yang telah lalu. Demikian pula dengan puasa pada hari kesembilan Muharram (9 Muharram) atau puasa Tasua.

Nah, sekarang Anda sudah tahu puasa bulan Muharram hukumnya apa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI