Mitos 1 Suro: Larangan Pernikahan hingga Pindah Rumah

Rifan Aditya Suara.Com
Kamis, 14 Juli 2022 | 14:53 WIB
Mitos 1 Suro: Larangan Pernikahan hingga Pindah Rumah
mitos 1 Suro
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Masyarakat Jawa juga mempercayai melakukan pindah rumah ketika malam 1 Suro adalah hal yang pamali untuk dilakukan.

Umumnya untuk melakukan hal-hal tertentu akan melihat pertimbangan berdasarkan kalender primbon.

Meskipun 1 Suro identik dengan mitos, larangan hingga hal-hal berbau mistis, sejarah mengatakan bahwa tradisi dan ritual yang dilakukan saat momen itu tidak lepas dari pengaruh Islam.

Misalnya, soal penamaan 1 Suro itu sendiri. Menurut buku berjudul Misteri Bulan Suro: Perspektif Islam Jawa (2010) karya Muhammad Solikhin, kata “Suro” sendiri berasal dari bahasa Arab “Asyura” yang artinya sepuluh.

Padahal dalam penanggalan Islam, Asyura adalah hari ke sepuluh pada bulan Muharram. 1 Suro merupakan sebuah proses penggabungan agama Islam dengan adat budaya Jawa semasa Kerajaan Mataram oleh Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma.

Masyarakat Jawa mempercayai bahwa ada beberapa pantangan dan mitos malam 1 Suro. Menurut Muhammad Solikhin, penyebab bulan Suro di masyarakat Jawa dianggap sakral dan mistis karena pengaruh budaya kraton.

Kraton sering mengadakan upacara dan ritual penting saat peringatan Malam 1 Suro. Tradisi itu pada akhirnya diwariskan ke masyarakat dan generasi berikutnya.

Padahal, nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi 1 Suro dari masyarakat Jawa maupun bulan Muharram dalam Islam ini memiliki kesamaan, yaitu mengucapkan rasa syukur, mendekatkan diri kepada pencipta dan mengingat leluhur dan orang yang dituakan.

Baca Juga: Apa Itu Malam 1 Suro? Ini Sejarah hingga Mitos Tahun Baru Jawa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI