Pancasila Menjadi Rujukan Diplomasi di G20 untuk Ciptakan Perdamaian Dunia

Kamis, 14 Juli 2022 | 11:51 WIB
Pancasila Menjadi Rujukan Diplomasi di G20 untuk Ciptakan Perdamaian Dunia
Pertemuan Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (EDM-CSWG) negara-negara anggota G20.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menekankan Pancasila menjadi rujukan diplomasi di G20 untuk menciptakan perdamaian dunia.

Kepala BPIP Yudian Wahyudi mengatakan bahwa BPIP berupaya menggaungkan nilai-nilai Pancasila agar dapat menjadi rujukan untuk persatuan dan menciptakan perdamaian dunia.

"Di tengah keketuaan atau Presidensi G20, BPIP menggaungkan Pancasila menjadi rujukan diplomasi dan cerminan persatuan bangsa Indonesia sebagai tuan rumah G20 pada bulan November di Bali," kata Yudian Wahyudi melalui keterangan tertulis BPIP terkait dengan seminar tersebut yang diterima di Yogyakarta, Kamis.

BPIP mengadakan Seminar Pancasila Series I 2022 dengan Tema Semangat Pancasila untuk Dunia "Relevansi Pidato Soekarno di PBB Tahun 1960 yang Berjudul to Build the World a New" sebagai upaya menggaungkan nilai-nilai Pancasila untuk perdamaian dunia.

Baca Juga: Punya Sentuhan ala Prancis dan Bali, Resor Ini Terpilih Sebagai Tuan Rumah Rangkaian Acara KTT G20

"Dengan slogan G20, recover together, recover stronger, Indonesia sekali lagi mengajak dunia bergotong royong memulihkan perekonomian yang lebih kuat dan berkelanjutan pascapandemi COVID-19," katanya.

Sementara itu, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI Andi Widjajanto mengatakan bahwa pesan Bung Karno dalam pidatonya di PBB pada tanggal 30 September 1960 sangat relevan dengan masa sekarang.

"Indonesia harus menawarkan kepemimpinan global baru sehingga harapan G20 (recover together, recover stronger), antara lain, dengan membawa misi transisi energi atau arsitektur kesehatan global yang baru bisa diwujudkan," kata Andi.

Senada, Dewan Pakar Bidang Strategi Hubungan Internasional BPIP Djumala mengatakan bahwa adanya Presidensi G20 yang mampu menghadirkan 20 petinggi negara peserta dengan isu krisis pangan merupakan jawaban dari relevansi Pancasila dalam diplomasi.

"Inilah namanya diplomasi Pancasila, memperkuat multilateralisme itu tidak ada lain adalah memperkuat musyawarah dan dialog, itu nilai-nilai Pancasila. Di G20-lah dimainkan diplomasi Pancasila," katanya.

Baca Juga: MANTAP Delegasi Korea Selatan di Sherpa G20 Akan Promosikan Wisata Labuan Bajo ke Komunitas Global

Sementara itu, wakil presiden ke-6 RI yang juga Wakil Ketua Dewan Pengarah BPIP Jenderal Purn. Try Sutrisno berpesan kepada generasi muda agar memiliki karakter nasional yang mantap dan berdaya saing untuk perubahan dunia.

Try Sutrisno berharap pemuda sebagai pemimpin masa depan memiliki tujuan hidup, kejujuran, disiplin, beretika, patuh terhadap hukum, memiliki perhatian terhadap sains, teknologi, serta pandai mengintrospeksi diri.

Oleh sebab itu, kata dia, Indonesia akan menjadi bangsa yang besar dan berdaya saing. Pemuda juga harus memiliki harga diri dan penghargaan terhadap sesama.

"Sukseskan G20 dengan nilai-nilai Pancasila," kata mantan Wapres RI itu. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI