Peneliti Politik BRIN Sebut Warga Indonesia Ingin Partai Politik Berkualitas, Bukan yang Banyak Jumlahnya

Rabu, 13 Juli 2022 | 18:20 WIB
Peneliti Politik BRIN Sebut Warga Indonesia Ingin Partai Politik Berkualitas, Bukan yang Banyak Jumlahnya
Peneliti LIPI Prof Siti Zuhro. (Antara/Zuhdiar Laeis)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mayoritas orang Indonesia tidak mau terlalu banyak partai politik di Indonesia. Mereka ingin sedikit partai tapi berkualitas.

Salah satunya yang benar-benar memperjuangkan kepentingan dan aspirasi rakyat.

Hal itu dikatakan Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro.

"Orang Indonesia tidak menghendaki partai banyak; yang dimaui partai berkualitas, bisa mengakomodasi harapan masyarakat," kata Siti.

Baca Juga: Benarkah Orang Indonesia Tidak Menghendaki Banyak Partai Politik? Begini Kata Peneliti

Kata dia, fenomena partai baru yang bermunculan setiap menjelang pemilu.

Hal itu tidak serta-merta membuat masyarakat tertarik untuk memilih.

"(Itu) Dibuktikan dengan masyarakat tidak langsung pindah, Golkar sudah mempunyai pemilih tradisional, PDI Perjuangan mempunyai ceruk dukungan. Pangsa pasar ini yang tidak dipunyai partai baru," jelasnya.

Dia mencontohkan, "kandang banteng" PDI Perjuangan ada di Jawa Tengah dan Bali, sementara basis massa Partai Golkar berada di wilayah Indonesia bagian timur dan Sumatera.

Menurut peneliti senior itu, idealnya, partai baru tidak sekonyong-konyong mengikuti pemilu setelah membuat deklarasi.

Baca Juga: Peneliti BRIN Sebut Masyarat Indonesia tak Butuh Banyak Partai

Parpol, sebagai wadah seleksi kepemimpinan nasional dan daerah, harus cukup melakukan kampanye politik, seperti sosialisasi politik tentang partai, mengenalkan visi dan misi partai, serta program-program partai yang difokuskan.

Hal itu seharusnya dilakukan secara terus-menerus sebelum pemilu sebagai salah satu wujud keterlibatan masyarakat dalam proses politik.

"Dilakukan jangka panjang, puncaknya di pemilu, pilkada; makanya dilakukan kampanye politik pemilu," tambahnya.

Dia mengatakan parpol baru tidak bisa menunjukkan pemilih yang pasti karena masih mengandalkan pemilih mengambang atau swing voters.

Oleh karena itu, partai baru perlu menunjukkan upaya pendekatan yang tidak dilakukan menjelang pemilu saja, karena pemilih mengambang masih dapat didekati melalui pertemuan secara langsung.

"Partai yang paling menjadi dambaan rakyat adalah yang mampu menganalogikan dirinya dengan kebutuhan rakyat," ujar Siti. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI