Rakyat Sri Lanka menilai bahwa krisis yang menimpa negara mereka berangsur-angsur terjadi lantaran pemerintahan 'dinasti' Rajapaksa.
Beberapa kebijakan kontroversial yang diterapkan oleh Mahinda dan Gotabaya semasa menjadi presiden dinilai merugikan rakyat. Beberapa di antaranya, yakni pelarangan penggunaan pupuk kimia yang menurunkan hasil pertanian.
Padahal, kala itu rakyat sedang berimbas pandemi dan tidak bisa mengandalkan sektor pariwisata, sehingga mata pencaharian utama rakyat beralih ke pertanian. Pemerintah akhirnya menunda kebijakan tersebut.
Tidak berhenti di situ, cadangan devisa negara menyusut pada masa pemerintahan 'dinasti' Rajapaksa. Sehingga, impor bahan bakar, makanan, serta obat-obatan terbatas.
Pembatasan tersebut membuat krisis kelangkaan bahan bakar di Sri Lanka.
3. Kabur ke Maldives di tengah krisis ekonomi
Sri Lanka kini dinyatakan bangkrut dan berada di tengah krisis ekonomi. Kini, rakyat Sri Lanka berbondong-bondong protes membentuk massa aksi hingga menyerbu kediaman PM dan presiden Sri Lanka.
Gotabaya yang memiliki tanggung jawab sebagai seorang presiden tidak tampak menemui rakyatnya yang sedang berprotes. Pasalnya, Gotabaya diketahui kabur ke Maldives bersama istri dan dua pengawalnya menggunakan pesawat miliki Angkatan Udara Sri Lanka.
4. Rakyat tuntut Gotabaya untuk 'turun tahta'
Baca Juga: Sri Lanka Gagal Bayar Utang, Pengamat: Harus Jadi Pelajaran bagi Indonesia
Lantaran dinilai tidak kompeten membendung krisis ekonomi, rakyat Sri Lanka menuntut Gotabaya untuk mengundurkan diri.