Pembangunan Proyek Satelit Republik Indonesia atau Satria-1 Sudah 68 Persen

Rabu, 13 Juli 2022 | 16:23 WIB
Pembangunan Proyek Satelit Republik Indonesia atau Satria-1 Sudah 68 Persen
Proyek Satelit Republik Indonesia atau SATRIA-1 sudah rampung sekira 68,3 persen. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Proyek Satelit Republik Indonesia atau SATRIA-1 sudah rampung sekira 68,3 persen. Satria-1 ditargetkan mengorbit di angkasa pada tahun 2023.

SATRIA-1 merupakan Satelit Multifungsi Pemerintah (SMP) yang diwujudkan dengan metode pembiayaan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) sejak 2019.

Adapun layanan telekomunikasi yang dikuatkan oleh SATRIA-1 adalah jaringan internet yang semakin melengkapi infrastruktur digital secara nasional khususnya untuk layanan- layanan publik di kawasan 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal).

Hal itu dijelaskan Direktur Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo Anang Latief.

Baca Juga: RNF Racing Ditikung Aprilia, Yamaha Berambisi Kembali Punya Tim Satelit pada Musim 2024

"Untuk slot orbit SATRIA-1 akan menggunakan slot orbit 146 E. SATRIA-1 saat ini dalam proses konstruksi yang telah dimulai pada akhir tahun 2020 sampai dengan akhir 2023. Pada bulan Juni 2022, Kemajuan konstruksi SATRIA-1 telah mencapai 68,3 persen (akumulasi). Pada kuartal IV tahun 2023 diharapkan SATRIA-1 sudah dapat beroperasi," kata Anang dalam pesan singkatnya kepada ANTARA, Rabu.

Sekitar 150.000 titik layanan publik yang terdiri atas sarana pendidikan, pemerintah daerah, administrasi pertahanan keamanan, dan fasilitas kesehatan di seluruh wilayah Indonesia akan dilayani oleh SATRIA nantinya.

Satelit itu nantinya akan berkapasitas sebesar 150 Gbps menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) dengan frekuensi Ka-Band.

Adapun pabrikan satelit dari proyek SATRIA-1 adalah Thales Alenia Space, menggunakan launcher dari Falcon 9-5500.

Untuk menunjang kinerja SATRIA-1, Kementerian Kominfo juga akan menyediakan satelit cadangan berupa Hot Backup Satellite (HBS) dengan kapasitas 80 Gbps.

Baca Juga: Rusia Akan Ciptakan Laser, Tembak Jatuh Satelit Musuh

Proyek Penyediaan HBS juga menggunakan teknologi HTS dengan frekuensi Ka-Band dengan menggandeng pabrikan satelit yaitu Boeing, dan diluncurkan menggunakan rocket launcher Space-X yaitu Falcon 9.

Sedangkan untuk slot orbit menggunakan administrator Indonesia pada slot 113 E.

Proyek Penyediaan HBS saat ini dalam tahap konstruksi yang dimulai pada kuartal II tahun 2022 dan direncanakan pada kuartal II tahun 2023 dapat diluncurkan ke luar angkasa

Pada bulan Juni 2022, Kemajuan konstruksi proyek penyediaan HBS telah mencapai 51,5 persen serta diharapkan pada kuartal empat tahun 2023 dapat beroperasi. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI