Suara.com - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan delegasi Amirul Hajj menggelar Rapat Evaluasi penyelenggaraan puncak haji Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Rapat berlangsung di Kantor Daerah Kerja Makkah.
Hadir, seluruh delegasi Amirul Hajj, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah selaku Penanggung Jawab Hilman Latief, Wakil Penanggung Jawab Nizar, para Pengendali Teknis, Ketua dan Wakil Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, para Kepala Daerah Kerja dan Kepala Bidang, serta para Wakil Kepala Satuan Operaisional Armuzna.
Menag Yaqut bersyukur proses penyelenggaraan ibadah haji 2022 hingga fase Armuzna berjalan dengan lancar. Menag mengapresiasi kinerja petugas dan meminta hal itu dipertahankan sampai akhir penyelenggaraan ibadah haji.
Lebih dari itu, Menag meminta agar persiapan penyelenggaraan ibadah haji tahun mendatang bisa dilakukan sejak dini.
Baca Juga: Bertemu Menteri Saudi Bahas Haji 2023, Menag: Semoga Ikhtiar Ini Jadi Ladang Amal Saleh
"Siapkan penyelenggaraan haji 1444 H sejak awal," pesan Menag di Makkah, Senin (11/7/2022) malam.
Menag mengaku sudah mencatat sejumlah perbaikan yang perlu dilakukan di masa yang akan datang. Gus Men, panggilan akrabnya, juga sudah menyampaikan sejumlah masukan perbaikan saat bertemu Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al-Rabiah.
“Kami berdua sepakat untuk meningkatkan kualitas layanan haji yang tahun ini sudah berjalan baik dan akan terus memperbaiki sejumlah kekurangan yang ada,” papar Menag.
“Menteri Haji Arab Saudi komitmen untuk merespons masukan kita dan karenanya perlu pembicaraan lebih awal terkait dengan ibadah haji tahun depan,” sambungnya.
Kepada jajarannya, Menag menekankan pentingnya mengupayakan pemenuhan semua fasilitas yang sudah tertera dalam kontrak agar bisa diimplementasikan secara optimal. Tahun mendatang, mitigasi setiap potensi persoalan, terutama di Arafah dan Mina, perlu dirumuskan secara lebih detail dan operasional.
Baca Juga: 6 Fakta Ibadah Haji Pasca Pandemi, Jemaah Pengganti Membludak
“Saya berharap, simbol-simbol kenegaraan bisa muncul pada petugas dan jemaah haji pada penyelenggaraan tahun mendatang. Para pembimbing ibadah juga harus benar-benar dari pembimbing ibadah yang menguasai ilmu fikih dan ibadah,” tuturnya
“Mari bersama berusaha membuat nyaman jemaah. Jika nyaman, jemaah juga merasa aman,” tandasnya.
Sebelumnya, selaku penanggung jawab, Hilman Latief melaporkan bahwa secara umum layanan terhadap jemaah sudah diberikan secara baik. Layanan tersebut mencakup layanan ibadah yang menjadi fokus utama. Proses pendampingan kepada jemaah sudah dilakukan.
Selain itu, ada juga layanan umum yang mencakup akomodasi, transportasi, dan konsumsi di Masyair (Armuzna), Makkah, dan Madinah. “Layanan kesehatan juga berperan strategis dalam mensukseskan penyelenggaraan ibadah haji,” jelasnya.