Kisah Markus Lina, Pengrajin Bambu dari Jualan di Trotoar Kini Ikut Pameran di G20

Selasa, 12 Juli 2022 | 16:29 WIB
Kisah Markus Lina, Pengrajin Bambu dari Jualan di Trotoar Kini Ikut Pameran di G20
Sang pengrajin bambu, Markus Lina kini pantas bangga sudah 'go internasional'. Dulunya dia berjualan di trotoar, kini berjualan di ajang G20. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Dari situ lah semangat luar biasa muncul dalam diri saya untuk mulai berkreasi menciptakan produk-produk dari bambu," katanya.

Bambu merupakan salah satu tumbuhan potensial yang banyak ditemukan di lahan perkebunan masyarakat Kabupaten Ngada maupun daerah lain di Pulau Flores.

Di tahun 2018, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menetapkan Kabupaten Ngada sebagai pusat unggulan untuk program 1000 desa bambu sebagai suatu platform dalam mengembangkan dan memperkuat pemanfaatan bambu di Indonesia melalui industri bambu berbasis masyarakat.

Namun, tumbuhan dengan yang dalam istilah bahasa Latin disebut Bambusoideae itu belum dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan keuntungan ekonomi. Kebanyakan masyarakat setempat memanfaatkan bambu bahan bangunan rumah atau pondok, pagar, maupun kandang ternak.

Berbeda dengan Markus Lina, ia mampu melirik potensi tumbuhan bambu yang bisa dikembangkan menjadi beragam produk yang bernilai jual lebih tinggi dengan sentuhan kreativitas kerajinan tangan.

Baginya, usaha produk dari bambu cukup menjanjikan secara ekonomi karena di daerah setempat belum ada usaha serupa yang dijalankan warga lainnya.

Di sisi lain, pasokan bahan baku sangat mudah diperoleh karena diproduksi sendiri di lahan perkebunan keluarganya di Desa Manubara, Kecamatan Inerie.

Bahkan, ketika permintaan produk meningkat bahan baku juga dapat dipasok dengan mudah dari warga lain di desa.

Daya tarik produk berbasis bambu itu sangat tergantung dari seberapa kreatif perajin.

Baca Juga: Progres Revitalisasi Taman Mini Indonesia Indah Sudah Capai 70%

Menyadari hal itu, Markus Lina yang sebelumnya belajar mengolah bambu secara otodidak, memutuskan untuk meningkatkan daya kreativitas dengan belajar ke Garut, Jawa Barat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI