Kisah Markus Lina, Pengrajin Bambu dari Jualan di Trotoar Kini Ikut Pameran di G20

Selasa, 12 Juli 2022 | 16:29 WIB
Kisah Markus Lina, Pengrajin Bambu dari Jualan di Trotoar Kini Ikut Pameran di G20
Sang pengrajin bambu, Markus Lina kini pantas bangga sudah 'go internasional'. Dulunya dia berjualan di trotoar, kini berjualan di ajang G20. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sang pengrajin bambu, Markus Lina kini pantas bangga sudah 'go internasional'. Dulunya dia berjualan di trotoar, kini berjualan di ajang G20.

Markus Lina berjualan di lapak pameran di Hotel Meruorah, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Pria berusia 45 tahun itu tampak antusias memamerkan produk lokal saat disambangi tamu dari delegasi pertemuan kedua Sherpa G20 di Labuan Bajo yang berlangsung selama 9-13 Juli 2022. Dia bersama seorang rekan

Markus Lina tak menyangka bisa mengikuti pameran yang dihadiri para pemangku kepentingan atau pejabat penting dari berbagai negara di dunia.

Baginya, mengikuti pameran di ajang G20 bagaikan mimpi indah yang menjadi kenyataan.

Kreativitas mengolah bambu menjadi aneka produk ekonomi kreatif telah mengantarnya bergelut di dunia usaha kecil-menengah hingga ikut serta dalam pameran Sherpa G20.

Namun perjalanan awal meniti usahanya tak semudah seperti membalikkan telapak tangan.

Ayah tiga anak itu pertama kali memperkenalkan produknya ke masyarakat pada 2014 silam dengan berjualan di trotoar jalanan Kota Bajawa.

Sampai pada sebuah momentum yang mampu memacu semangatnya berusaha yaitu ketika mengikuti pameran tingkat lokal yang diinisiasi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pemerintah Kabupaten Ngada.

Baca Juga: Progres Revitalisasi Taman Mini Indonesia Indah Sudah Capai 70%

Di pameran tu, produk kap lampu dari bambu mampu menyita kepala daerah setempat saat itu yang langsung memborong sebanyak 150 buah seharga Rp15 juta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI