Suara.com - Distribusi hewan kurban para donatur Dompet Dhuafa yang menyasar hingga ke pelosok negeri, salah satunya ke warga Desa Jaring Halus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Hal tersebut membuat masyarakat Desa Jaring Halus bersukacita merayakan Hari Raya Iduladha mengingat akses yang hanya bisa dilalui menggunakan kapal menyusuri muara membuat distribusi kurban sangat jarang dirasakan masyarakat Desa Jaring Halus.
Pendistribusian daging kurban oleh Dompet Dhuafa membawa kebahagiaan Iduladha tak terkecuali bagi Zambiah dan keluarga, warga dari Desa tersebut.
“Saya terkejut dan sangat senang dengan hadirnya Dompet Dhuafa ke rumah saya untuk antarkan daging. Sehari-hari hanya makan nasi pakai air gula tapi sekarang bisa makan daging. Dagingnya saya mau olah dengan bumbu kari. Terima kasih Dompet Dhuafa dan para donatur yang sudah kasih daging untuk saya,” tutur Zambiah saat disambangi di kediamannya, Minggu (10/7/2022).
Baca Juga: Parah Banget, Jemaah Satu Musala Gagal Kurban Gegara Ditipu Penjual Ternak
Zambiah beberapa waktu lalu sempat menarik perhatian tim Dompet Dhuafa karena hanya mampu mengkonsumsi nasi dengan air gula. Namun kini Zambiah bisa merasakan nikmatnya hidangan daging kurban melalui program THK 2022 di Desa Jaring Halus.
Beberapa waktu lalu saat tim Dompet Dhuafa mendatangi kediaman Zambiah merasa sangat terkejut ketika melihat mereka sekeluarga hanya makan dengan nasi dengan air gula. Hal ini terjadi lantaran penghasilan yang didapatkan Zambiah untuk menghidupi keluarganya jauh dari kata cukup. Di Hari Raya Iduladha ini Zambiah sangat bersyukur bisa merasakan lezatnya olahan daging kurban bersama keluarganya. Tentu hal itu adalah kesempatan yang sangat jarang dirasakan olehnya selama ini.
Raut wajah bahagia terpancar dari Zambiah sekeluarga saat menjelaskan apa yang akan dilakukan dengan daging kurban tersebut. "Nanti mau saya olah dengan bumbu kari, kalian harus coba, kemarin kan sudah coba makan nasi pakai air gula bersama ibu, sekarang harus coba kari buatan ibu," ajaknya sambil tersenyum.
Hangatnya kebahagiaan bercampur haru menyelimuti suasana rumah Zambiah yang terbuat dari kayu di atas endapan lumpur. Dilihat secara sekilas memang kondisi rumah Zambiah jauh dari kata layak, lantai papan yang bergoyang ketika melangkah dan cahaya matahari masuk melewati lubang-lubang dinding kayu. Belum lagi atap yang selalu bocor ketika hujan menerpa menambah keprihatinan Zambiah dan keluarga.
"Maaf rumah kami memang begini adanya, sudah banyak yang harus diperbaiki tapi belum ada biaya. Belum lagi saat hujan ini bocor semua dari atap," jelasnya kepada tim Dompet Dhuafa.
Baca Juga: Sejarah dan Makna Atraksi Pencak Sumping Banyuwangi, Tradisi Tahunan Saat Idul Adha