Suara.com - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi ikut hadir dalam rapat terbatas terkait penataan lahan bersama Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka, Senin (11/7/2022). Edy mengakui kalau wilayah yang dipimpinnnya memiliki konflik lahan paling banyak di Indonesia ketimbang wilayah lain.
"Memang konflik lahan yang terbesar di Indonesia ini di Sumatera Utara," kata Edy.
Edy juga tidak menampik kalau konflik lahan di Sumut itu sudah terjadi dari puluhan tahun silam. Konflik lahan yang biasanya terjadi ketika warga menggunakan lahan kosong yang sebetulnya adalah milik negara.
Karena itu, menurutnya mesti ada upaya penyelesaian supaya konflik turun temurun itu bisa segera tuntas. Konflik lainnya juga yang terjadi ketika lahan warga dicatut oleh pihak tidak bertanggung jawab.
Baca Juga: Nilai Wajar Jika Mas Bechi Dijerat UU TPKS, HNW: Perlu Ada Hukuman Tegas Agar Ada Efek Jera
"Ada tanah nganggur tanah kosong milik orang, milik perusahaan, milik PTPN dia nganggur dan kondisi yang kita kemarin ekonominya terganggu, ya, rakyat masuk disitu bercocok tanam segala macam ini akhirnya menjadi persoalan yang harus diuruskan," tuturnya.
Bentuk Tim
Bukan hanya Edy, Jokowi juga mengajak sejumlah menteri terkait untuk melakukan pecepatan penyelesaian masalah pertanahan di sana.
Dirinya tidak menampik dengan adanya masalah pertanahan lantaran banyaknya perkebunan maupun lahan di Sumatera Utara. Edy juga menyebut kalau Jokowi akan membentuk tim untuk menyelesaikan beragam permasalahan lahan di Sumut.
"Dalam waktu dekat akan dibentuk tim untuk segera kepastian kondisi agraria di Sumatera Utara," tuturnya.
Baca Juga: Nathalie Holscher Pilih Cerai dari Sule: Daripada Aku Kena Mental
Mantan Pangkostrad tersebut belum bisa menjelaskan fungsi dari tim yang bakal dibentuk Kepala Negara. Ia sendiri mengaku hanya bertugas untuk melaporkan kondisi lahan di Sumut.
"(Tim) nanti diputuskan oleh kepresidenan, saya hanya melaporkan kondisi riil."