Suara.com - Kepolisian mengungkap motif pria yang menjadi pelaku penembakan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Pelaku meyakini bahwa mantan PM Jepang itu berkaitan dengan sebuah kelompok keagamaan, yang dianggapnya sebagai penyebab keuangan ibunya yang hancur.
Menurut laporan kantor berita Kyodo dari berbagai sumber penyelidik, Tetsuya Yamagami, pelaku penembakan, meyakini bahwa Abe mendukung kelompok keagamaan yang diberi sumbangan oleh ibunya "dalam jumlah sangat besar.
Berdasarkan laporan surat kabar Yomiuri dan beberapa media lain, pria tersebut mengatakan kepada polisi bahwa sang ibu bangkrut akibat menyumbang kelompok itu.
"Ibuku tersedot ke dalam sebuah kelompok keagamaan dan aku benci itu," kata Kyodo dan media lainnya yang mengutip Yamagami yang memberi pengakuan kepada polisi.
Baca Juga: Facebook dan Twitter Hapus Video Shinzo Abe Ditembak yang Viral di Medsos
Kepolisian Nara menolak berkomentar tentang informasi yang dilaporkan oleh media Jepang menyangkut motif Yamagami ataupun persiapan yang dilakukan pria tersebut.
Media massa tidak menyebutkan nama kelompok keagamaan yang membuat Yamagami kesal.
Yamagami sudah selama berbulan-bulan mempersiapkan serangan dengan senapan rakitan, menurut kepolisian kepada media massa, Sabtu (9/7).
Ia merakit senjata itu dengan bahan-bahan yang dibelinya secara daring, menurut laporan media.
Ia dilaporkan menghabiskan waktu sekian lama dalam merencanakan serangan itu, bahkan menghadiri sejumlah acara kampanye lain yang dihadiri Abe.
Baca Juga: Video Penembakan Shinzo Abe Masuk Kategori Konten Berbahaya di Facebook dan Twitter
Salah satu acara yang didatangi Yamagami adalah yang berlangsung sekitar 200 kilometer jauhnya, sehari sebelum penembakan, kata media.
Menurut stasiun penyiaran publik NHK, pria itu sebelumnya mempertimbangkan untuk melakukan serangan dengan bom, namun akhirnya memilih dengan senjata api.
Serangan yang dialami Abe tersebut terekam video dan mengejutkan Jepang, negara yang jarang mengalami kekerasan dengan senjata api.
Yamagami, seorang pengangguran, diidentifikasi oleh kepolisian sebagai tersangka yang mendekati Abe dari belakang dan kemudian menembak perdana menteri Jepang dengan masa jabatan terlama itu.
Dalam video yang beredar, Yamagami terlihat melangkah ke jalan di belakang Abe, yang sedang berdiri di panggung mini di sebuah persimpangan. Tersangka itu kemudian menembakkan dua peluru dari sebuah senapan sepanjang 40 sentimeter, yang dililit dengan lakban warna hitam.
Beberapa video memperlihatkan tubuh Abe berputar ke arah si penyerang setelah tembakan pertama. Mantan PM Jepang itu kemudian ambruk ke tanah setelah tembakan kedua.
Yamagami langsung dibekuk oleh polisi di lokasi penembakan.
Menurut keterangan NHK, tersangka mengatakan pada polisi bahwa ia membuat senapan-senapan dengan melekatkan pipa-pipa baja dengan lakban.
Beberapa senapan yang ia buat memakai tiga, lima atau enam pipa, yang bahan-bahannya dibeli secara daring, menurut stasiun tersebut.
Polisi menemukan lubang-lubang bekas peluru di sebuah kertas pengumuman yang dilekatkan di sebuah mobil kampanye dekat lokasi penembakan.
Lubang bekas peluru itu diyakini berasal dari Yamagami, kata kepolisian pada Sabtu.
Sosok Berdarah Dingin
Menurut keterangan para tetangga kepada Reuters, Yamagami adalah sosok penyendiri yang tidak pernah menjawab ketika diajak berbicara.
Yamagami diketahui tinggal di lantai 8 sebuah rumah susun. Lantai dasar bangunan itu dipenuhi dengan sejumlah bar.
Seorang perempuan berusia 69 tahun yang tinggal satu lantai di bawah tempat tinggal Yamagami, melihat pria itu tiga hari sebelum penembakan Abe terjadi. Ia menyama Yamagami namun tidak dijawab.
"Saya menyapa apa kabar, tapi dia tidak menjawab. Dia hanya melihat ke lantai dan tidak memakai masker. Dia kelihatan gugup," kata perempuan itu, yang menyebut namanya hanya dengan Nakayama, kepada Reuters.
"Saya seakan-akan tidak kelihatan oleh dia. Dia terlihat seperti ada yang mengganggu pikirannya."
Nakayama setiap bulan membayar uang sewa unit rusun sebesar 35.000 yen (sekitar Rp3,85 juta) dan menduga Yamagami membayar jumlah yang sama.
Seseorang yang bernama Tetsuya Yamagami bertugas di Pasukan Bela Diri Jepang Maritim dari 2002 hingga 2005, kata seorang juru bicara angkatan laut Jepang.
Menurut laporan dari media, juru bicara tersebut menolak mengatakan apakah seseorang yang dimaksud itu adalah si tersangka pembunuh Abe.
Yamagami bergabung dengan unit pelatihan di Sasebo, pangkalan besar AL di wilayah barat daya dan ia ditugaskan di sebuah bagian artileri kapal perang, kata juru bicara itu.
Yamagami kemudian ditugaskan di sebuah kapal pelatihan di Hiroshima.
"Selama masa bertugas, para anggota Pasukan Bela Diri Jepang berlatih dengan menggunakan peluru tajam satu kali setahun. Mereka juga membongkar serta merawat senjata-senjata api," kata seorang perwira tinggi AL kepada Reuters.
"Tetapi karena mereka mengikuti perintah ketika mereka melakukannya, sulit dipercaya bahwa mereka memiliki pengetahuan yang cukup untuk membuat senjata api," katanya.
"Bahkan tentara angkatan darat yang sudah bertugas "sekian lama tidak tahu bagaimana caranya membuat senjata api".
Beberapa waktu setelah keluar dari angkatan laut, Yamagami terdaftar sebagai staf sebuah perusahaan dan pada akhir 2020 mulai bekerja di sebuah pabrik di Kyoto sebagai operator alat pengangkut benda berat, kata surat kabar Mainichi.
Menurut surat kabar itu, Yamagami tidak bermasalah sampai pertengahan April, bulan ketika ia meninggalkan pekerjaan tanpa izin dan kemudian mengatakan kepada atasannya bahwa dia ingin keluar.
Ia dilaporkan sudah menghabiskan jatah hari liburnya, yang berakhir pada 15 Mei. (ANTARA)