Syahril mengatakan ada dokter pendamping di setiap maktab. Karena itu, jemaah diimbau untuk senantiasa menjaga komunikasi dengan dokter pendamping.
"Aktif bertanya tentang apa yg dikeluhkan. Jika tidak memungkinkan, ada pos satelit dan tenaga kesehatan dari EMT (Emergench Medical Team)," kata Syahril.
Jika gejala berkurang, menurut Syahril, jemaah bisa kembali kloter. "Jika tidak, jemaah belum bisa kembali dan mesti dirujuk ke KKHI Arafah atau Posko Kesehatan Indonesia," tambah dia.