Indonesia Diminta Mulai Antisipasti Kelangkaan Gandum dengan Komoditas Lokal Seperti Singkong Hingga Sagu

Jum'at, 08 Juli 2022 | 13:17 WIB
Indonesia Diminta Mulai Antisipasti Kelangkaan Gandum dengan Komoditas Lokal Seperti Singkong Hingga Sagu
Ilustrasi tanaman gandum.(Pixabay/GoranH)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia diminta mulai antisipasi kelangkaan gandum dengan menyiapkan komoditas lokal. Komoditas pengganti itu bisa dengan singkong, sagu hingga sorgum.

Hal itu dinyatakan Pakar pertanian dari Universitas Islam Makassar (UIM) Suhardi Bakri.

Kelangkaan gandung kemungkinan terjadi karena perang Rusia-Ukraina.

“Sejak dulu pemerintah juga telah menganjurkan bahwa kita harus lebih memperhatikan pangan-pangan lokal termasuk singkong, sagu, sorgum yang lebih cocok tumbuh di iklim tropis,” kata Suhardi saat dihubungi melalui telepon di Jakarta, Jumat.

Banyak potensi komoditas lokal yang telah dikembangkan tersebut dapat menjadi substitusi untuk mengganti gandum.

“Semua itu komoditas substitusi untuk gandum makanya ini harus digalakkan terkait dengan konsumsi pangan-pangan lokal sehingga nanti konsumsinya bisa ditekan, kalau konsumsi gandum bisa ditekan anggaran yang bisa digunakan untuk impor dapat dialihkan untuk mensubsidi petani-petani yang mengusahakan pangan lokal tersebut,” tambahnya.

Suhardi menjelaskan memang tidak mudah mengubah pola pikir masyarakat untuk beralih dari produk olahan gandum ke produk lain, tapi bukan hal yang mustahil seperti saat pemerintah mengampanyekan konsumsi beras.

“Dahulu masyarakat kita banyak yang mengonsumsi sagu, singkong, jagung akhirnya kita mengkonsumsi beras lalu kita tinggalkan pangan lokal kita itu, berarti seharusnya bisa,” jelasnya

Menurut Suhardi pemerintah juga harus melakukan diversifikasi pangan yang tepat untuk mengatasi situasi seperti sekarang ini.

Baca Juga: Reaksi Dunia Atas Penembakan Mantan PM Jepang Shinzo Abe, Indonesia Bersimpati

“Pertama harus ada regulasinya yang mendorong tumbuh kembangnya pangan atau produk lokal di daerah, kedua harus ada intervensi dari pemerintah, dan terakhir pemerintah memberikan subsidi harga terhadap komoditas - komoditas lokal tersebut,” jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI