"Kok Ibu kabur, Bu? Ibu kok nggak mau ngomong? Ibu tadi ngomongnya nyari panitia PPDB lho. Kok kabur? Ibu guru berarti," cecar perekam video sambil membuntuti ibu dengan ransel itu dari belakang.
"(Saya) nggak mau urusan kayak gitu (pakai kamera)."
"Ya makanya, kalau Ibu nggak mau, Ibu ngaku kalau Ibu guru. Sini kita omongin baik-baik Bu, saya nggak akan share," balas perekam video itu lagi.

Ia terus berusaha mengejar sambil bernegosiasi agar wanita yang ditudingnya sebagai mata-mata guru itu mau berdiskusi dengan para orang tua dan wali murid yang berusaha memperjuangkan anak-anak mereka.
Ia bahkan berjanji akan mematikan kamera dan tidak memviralkan hasil diskusi mereka kalau orang yang ditudingnya mata-mata guru tersebut berkenan berhenti untuk mengobrol.
Ibu berjilbab biru itu masih mencoba membantah. "Saya bukan guru," tegasnya sambil menaiki sepeda motornya, sudah bersiap-siap untuk pergi.
"Ya kalau gitu kenapa Ibu harus kabur?" sahut perekam video yang mengaku merasa dipermainkan oleh pihak sekolah tersebut. Namun upayanya bernegosiasi gagal setelah sosok yang ditudingnya sebagai guru akhirnya pergi.
![Ilustrasi PPDB. [Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/07/01/32142-ilustrasi-ppdb-istimewa.jpg)
Video ini menjadi sorotan banyak warganet yang malah menyayangkan sikap pemilik konten. Mereka menilai ibu-ibu itu tidak memahami bahwa sekolah dan panitia PPDB tidak berwenang mengubah hasil seleksi penerimaan siswa karena semua sudah dilakukan secara daring.
Meski begitu, masih ada beberapa warganet yang membela pemilik video karena meyakini praktik di lapangan pun penuh dengan permainan, apalagi jika ada siswa yang dinilai lebih mampu secara ekonomi.
Baca Juga: Penampakan Shortcut Canggu Dulu Dan Kini, Pemandangan Sawah di Sekeliling Mulai Hilang
"Ibu bapak guru maupun panitia PPDB hanya memberikan pelayanan bukan penentuan siswa diterima apa engga karena sistem online yang menentukan," tutur @admin_igtainment, seperti tertulis di kolom caption.