Percaya Mitos, Orang Tua Berikan Kopi pada Anaknya yang Sedang Kejang, Berujung Nyawanya Tak Bisa Diselamatkan

Kamis, 07 Juli 2022 | 14:46 WIB
Percaya Mitos, Orang Tua Berikan Kopi pada Anaknya yang Sedang Kejang, Berujung Nyawanya Tak Bisa Diselamatkan
Ilustrasi es kopi. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang tenaga kesehatan menceritakan pengalamannya ketika menangani pasien anak berumur 7 tahun yang mengalami kejang-kejang dan berujung nyawanya tidak bisa diselamatkan karena anak tersebut diberikan es kopi oleh orang tuanya.

Cerita ini diunggah oleh akun Instagram @igtainmenttt pada Rabu (06/07/22).

"Semoga bisa membuka pintu hati ibu-ibu yang masih memberikan kopi ke anaknya. Gimana pendapat kalian ibu-ibu?" tulis akun Instagram ini.

Perempuan yang bekerja sebagai tenaga kesehatan ini kemudian menceritakan alur kejadian anak usia 7 tahun yang diberikan minuman kopi oleh orang tuanya ketika mengalami kejang dan berakibat nyawanya tak bisa ditolong.

Baca Juga: Gugatan Cerai Terkuak, Nathalie Holscher Hapus Semua Foto-foto Sule di Instagram

Bermula dari datangnya seorang pasien berumur 7 tahun dengan keluhan kejang-kejang. Orang tua pasien menjelaskan bahwa sebelum kejang, anaknya mengalami demam.

Perempuan ini kemudian mengungkapkan bahwa kemungkinan pasien tersebut mengalami demam kompleks. Penanganannya hanya dengan memberikan obat anti kejang melalui dubur.

"Ada seorang anak kecil usia 7 tahun, datang pukul 04.30 WIB, diantar oleh orang tuanya dengan keluhan kejang. Sampai di UGD masih kejang. Saya pikir kemungkinan kejang demam kompleks. Nyawa masih bisa tertolong dengan memasukkan obat anti kejang lewat dubur," ungkapnya.

Ia kemudian menjelaskan bahwa kejang yang dialami pasiennya tak juga berhenti. Hingga akhirnya obat anti kejang tersebut dimasukkan melalui infus. Namun ternyata pemberian obat anti kejang melalui infus juga tidak menghentikan kejang pasien, hingga pasien harus buang air kecil dan besar di ranjang pasien. 

"Ternyata kejang nggak berhenti-henti. Akhirnya si pasien dimasukkan obat kejang melalui infus. Sampai sini nggak berhenti juga kejangnya. Saking lamanya kejang, pasien sampai BAK dan BAB di ranjang pasien," jelasnya.

Baca Juga: Nathalie Holscher Resmi Gugat Cerai Sule, Putri Delina Disalahkan, Netizen: Anak Tiri Yang Jahat

Hal ini pun membuatnya curiga dengan keadaan pasien. Menurutnya pasien sudah masuk status epileptikus atau keadaan kejang yang berlangsung lama dan bisa membuat pasien mengalami penurunan kesadaran.

Karena ada indikasi epileptikus, ia kemudian menghubungi dokter spesialis anak untuk berkonsultasi. Dokter spesialis anak tersebut memberikan perintah untuk memberikan obat kejang yang lebih bagus.

Akhirnya kejang yang dialami anak tersebut berhenti. Saat kejang berhenti, terdengar suara seperti orang yang sedang berkumur-kumur.

Tak lama setelah itu, anak tersebut kembali mengalami kejang. Tenaga kesehatan yang menangani pun kemudian melakukan  tindakan suction atau menyedot cairan yang ada di jalan nafas. 

Tersedotlah kopi dengan jumlah yang sangat banyak. Ternyata orang tua dari anak ini memberikan es kopi pada anaknya. Hal ini dilakukan karena orang tuanya mempercayai mitos bahwa kopi dapat menghentikan kejang.

"Ternyata orang tua pasien ini ngasih kopi. Maaf, bukan bubuk kopi bubuk, tapi es kopi ke anaknya, karena orang tua ini percaya mitos bahwa kopi dapat menghentikan kejang," ujarnya.

Singkat cerita, kejang yang dialami pasien tersebut terus berlanjut hingga pasien mengalami henti nafas dan henti jantung. Setelah 1 jam dilakukan tindakan, pasien akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

"Sembari melakukan resusitasi janting dan paru ke pasien. Malang, sudah 1 jam melakukan tindakan bantuan hidup dasar dan bantuan jantung lanjutan, pasien tidak bisa diselamatkan," lanjutnya.

Di akhir ceritanya perempuan yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan ini menegaskan bahwa jangan mempercayai mitos kesehatan yang tidak terbukti kebenarannya.

Respons Warganet

Cuitan ini pun banyak mendapatkan beragam tanggapan dari warganet. Banyak warganet yang mengungkapkan bahwa keluarga di sekitarnya ada yang mempercayai mitos tersebut.

"Tapi sayang banyak ibu muda pun masih percaya mitos ini," ungkap warganet.

"Ibu mertuaku gini," kata warganet.

"Saya tahu itu cuma mitos. Bahkan ibu saya pernah nyuruh kasih anak kopi pun saat sakit panas juga tidak saya turuti. Setelah baca tulisan dari yang admin kirim, semakin menguatkan kalau itu memang hanya mitos," ujar warganet.

"Anakku juga sering banget dikasih kopi hitam sama kakeknya. Sesendok sih masih wajar ini mah, sampai dikasih sedotan ya Allah. Kesel mau marah, mau bentak kakeknya bingung. Tapi sebagai seorang ibu, besar rasa takut jika terjadi yang tidak diinginkan sama anak kita," terang warganet.

"Sebenarnya nggak percaya, anakku dulu awal-awal dikasih kopi sama mertua," tambah warganet.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI