Suara.com - Waktu ditetapkannya Idul Adha di Indonesia berbeda dengan Arab Saudi. Selisih satu hari lebih lambat membuat warga Indonesia bertanya-tanya, apakah puasa Arafah 9 Juli tetap sah meski di Arab Saudi sudah Idul Adha?
Memasuki bulan Dzulhijjah, umat Islam di seluruh dunia akan melaksanakan beberapa rangkaian ibadah dari puasa sunnah Arafah hingga puncaknya yakni Idul Adha yang jatuh pada 10 Dzulhijjah. Adapun puasa sunnah Arafah ditunaikan pada 9 Dzulhijjah atau 8 Juli menurut waktu Indonesia, yakni sehari sebelum puncak Idul Adha.
Namun, perbedaan penentuan waktu Idul Adha antara Indonesia dengan Arab Saudi menimbulkan pertanyaan besar, apakah boleh ikut puasa Arafah 9 Dzulhijjah meski di Makkah, Arab Saudi sudah memasuki waktu Idul Adha?
Berikut penjelasannya.
Baca Juga: Jelang Idul Adha, Harga Kebutuhan Pokok di Sumut Bertahan Mahal
Fatwa MUI tentang puasa Arafah tanggal 9 Dzulhijjah meski di Arab Saudi sudah Idul Adha
Sebagai informasi, tahun ini Indonesia dan Arab Saudi masing-masing menetapkan penentuan waktu Idul Adha yang berbeda.
Meski di Mekkah sudah merayakan Idul Adha, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menetapkan fakta bahwa masyarakat Muslim di Indonesia tetap diperbolehkan berpusa Arafah di tanggal 9 Dzulhijjah.
Dikutip dari laman resmi MUI, bahwa seorang pengunjung situs mengirimkan pertanyaan mengenai boleh atau tidak berpuasa Arafah di tanggal 9 Dzulhijjah. Pasalnya, berpuasa di hari raya Idul Adha diharamkan.
MUI memperbolehkan berpuasa bagi umat Islam Indonesia di tanggal tersebut, dengan dasar perbedaan penentuan tanggal hari raya merupakan fenomena yang wajar lantaran metode yang dipakai antar masyarakat berbeda, namun tetap sama-sama sah.
Baca Juga: Contoh Khutbah Jumat Bulan Dzulhijjah: Teladan Kurban Nabi Ibrahim AS dan Momen Idul Adha
Perbedaan penentuan tanggal 9 Dzulhijjah antara Indonesia dan Arab Saudi juga dijelaskan terjadi karena beda patokan yakni wukuf di Arafah.
Selain itu, melalui ijtihad para ulama, MUI menilai bahwa menunaikan puasa Arafah di tanggal tersebut tetap sah sebagai ibadah.
Ganjaran bagi yang menunaikan puasa Arafah
Menunaikan puasa Arafah sangat dianjurkan lantaran membawa segudang keutamaan bagi yang menjalankannya secara sungguh-sungguh.
Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa Arafah dapat menghapus dosa yang telah dilakukan satu tahun sebelum, dan dosa satu tahun sesudah berpuasa, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:
“Puasa di hari Tarwiyah akan mengampuni dosa setahun yang lalu. Sedangkan puasa Arafah akan mengampuni dosa dua tahun.” (HR Tirmidzi).
Selain itu Allah SWT akan meninggikan derajat umat-Nya yang menunaikan puasa Arafah.
Orang-orang yang disunnahkan berpuasa Arafah
Puasa Arafah disunnahkan bagi mereka yang tidak menunaikan ibadah haji di bulan Dzulhijjah tersebut, sebagaimana yang telah difatwakan Imam Al-Mawardi menjelaskan melalui kitab Al-Hawi al-Kabir.
Meski demikian, tidak dilarang berpuasa Arafah bagi mereka yang naik haji dengan catatan tidak membahayakan diri seperti memicu dehidrasi jika berpuasa di tengah ibadah haji.
Itulah penjelasan mengenai apakah puasa Arafah 8 Juli tetap sah meski di Arab Saudi sudah Idul Adha. Semoga tetap menjadi amalan ibadah kita.
Kontributor : Armand Ilham