Suara.com - Cuaca ekstrem melanda Maluku, tepanya di Kabupaten Seram Bagian Timur. Akibatnya 2 orang meninggal dan 1 orang hilang karena banjir dan gelombang laut tinggi.
Warga itu berasal dariDesa Administratif Kurwara Raya, Kecamatan Kesui Watubela.
Hal itu dipaparkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Henri Far Far.
Laporan itui diterima dari Satlak PB Kabupaten SBT. Identitas satu warga meninggal dunia saat melaut sendirian pada Senin (4/7) itu belum diketahui.
Baca Juga: Badai di Sydney Mulai Reda, Korban Mengungsi Capai 50.000 Orang
Seorang warga lainnya yang meninggal dunia bernama Abdul Malik Kelilauw (72)
Sedangkan anak usia empat tahun bernama Azis T. Kelilau masih dalam pencarian.
"Nelayan yang belum disebutkan identitasnya ini melaut sekitar pukul 16.00 WIT dengan menggunakan jaring dan alat transportasi berupa perahu sampan," ucap dia.
Berdasarkan laporan Satlak PB Kabupaten SBT, korban belum pulang ke rumah hingga pukul 23.00 WIT sehingga pihak keluarga melaporkan kepada aparat TNI dan Polri di daerah itu.
Upaya pencarian dilakukan bersama warga desa hingga Selasa (5/7), sekitar pukul 10.00 WIT membuahkan hasil, namun korban sudah tidak bernyawa.
Baca Juga: 8 Pahlawan Nasional Asal Maluku Selain Pattimura, Ada yang Gugur Saat Peristiwa G30S
Selain kecelakaan laut yang menimpa seorang nelayan, desa tersebut juga terdampak banjir akibat hujan lebat dengan intensitas sedang hingga tinggi yang mengguyur wilayah itu sejak beberapa hari terakhir ini.
BPBD yang berkoordinasi dengan aparat TNI dan Polri serta dibantu masyarakat saat ini masih melakukan upaya pencarian terhadap bocah berusia empat tahun yang hilang akibat banjir.
Dampak banjir juga dialami warga Desa Werinama, Kecamatan Werinama, Kabupaten SBT, antara lain tempat pemakaman umum dan satu rumah warga hanyut terbawa arus, sedangkan beberapa rumah warga lainnya dalam posisi terancam hanyut. (Antara)