Suara.com - Tak sedikit orang bertanya-tanya mengenai qadha puasa digabung dengan puasa Dzulhijjah, apakah boleh atau justru dilarang menurut syariat? Lantas, bagaimana bacaan niat puasa qadha jika digabung dengan puasa Dzulhijjah?
Niat puasa qadha atau puasa lainnya, semisal puasa-puasa sunah awal Dzulhijjah, dimulai sejak malam hari, dan batasan waktu niat adalah sampai sebelum masuk waktu subuh. Jadi selepas maghrib sudah bisa, maka langsung saja berniat dalam hati untuk puasa keesokan harinya.
Niat puasa merupakan keinginan untuk berpuasa. Letak niat ini adalah di dalam hati, tidak cukup dalam lisan, tidak disyaratkan melafazkan niat. Berarti niat di dalam hati saja sudah dianggap sah. Lalu, bolehkan puasa qadha digabungkan dengan puasa Dzulhijjah?
Bagaimana hukum qadha puasa digabung puasa Dzulhijjah?
Baca Juga: Bacaan Latin Niat Puasa Tarwiyah, Lengkap dengan Dalil dan Keutamaannya
Para fuqoha berselisih pendapat dalam hukum melakukan puasa sunnah sebelum melunasi qadha puasa Ramadhan. Ulama-ulama Hanafiyah membolehkan melakukan puasa sunnah sebelum qadha puasa Ramadhan, dan mereka sama sekali tidak mengatakannya makruh.
Alasannya adalah qadha puasa tidak mesti dilakukan sesegera mungkin. Ibnu Abdin mengatakan, "Seandainya wajib qadha puasa dilakukan sesegera mungkin (tanpa boleh menunda-nunda), tentu akan makruh jika seseorang mendahulukan puasa sunnah dari qadha puasa Ramadhan. Qadha puasa bisa saja diakhirkan selama masih lapang waktunya".
Sementara itu, Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal M.Sc menjelaskan, bahwa ulama-ulama Malikiyah dan Syafiiyah berpendapat tentang bolehnya namun disertai makruh jika seseorang mendahulukan puasa sunnah dibanding qadha puasa.
Pasalnya, jika melakukan seperti ini berarti seseorang mengakhirkan yang wajib demi mengerjakan yang sunnah. Ad-Dasuqi berkata, "Dimakruhkan jika seseorang mendahulukan puasa sunnah padahal masih memiliki tanggungan puasa wajib seperti puasa nadzar, qadha puasa, dan puasa kafarat."
Dikatakan makruh baik puasa sunnah yang dilakukan dari puasa wajib adalah puasa yang tidak begitu dianjurkan atau puasa sunnah tersebut adalah puasa yang amat ditekankan seperti puasa Asyura, yaitu puasa pada 9 Dzulhijjah.
Baca Juga: Bacaan Latin Niat Puasa Arafah, Lengkap dengan Keutamaan Puasa Sunnah Sebelum Idul Adha 2022
Bagaimana bacaan niat puasa qadha digabung puasa Dzulhijjah?
Mungkin ada sebagian umat muslim yang baru sempat mengamalkan puasa ganti Ramadhan atau puasa qadha pada permulaan bulan Dzulhijjah. Kondisi ini lantas menimbulkan pertanyaan tentang kebolehan menggabung dua niat amalan sunnah dan wajib dalam satu waktu.
Permasalahan ini ternyata sudah menjadi perdebatan di kalangan sahabat Nabi sejak dulu. Diceritakan Ibnu Rajab al Hanbali dalam Lathaif al Ma'arih, dua sahabat Nabi yang memiliki pendapat yang berlawanan mengenai hal ini adalah Umar bin Khattab dan Ali bin Abu Thalib.
"Qadha Ramadhan di bulan Dzulhijjah itu meninggalkan fadhilah puasa sunnahnya," bunyi pendapat dari Ali bin Abi Thalib yang diterjemahkan Hanif Luthfi dalam Amalan Ibadah Bulan Dzulhijjah.
Di samping itu, Profesor Doktor Wahbah az-Zuhaili menjelaskan di dalam bukunya, pembentuk niat dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Salah satunya adalah keikhlasan yang membuat niat tidak dapat diwakilkan kecuali di dalam amalan yang boleh diganti atau diwakilkan.
Sejatinya, niat tidak boleh digabungkan dengan amalan yang lainnya dalam satu niat, kecuali beberapa ibadah yang dikecualikan. Untuk itu dalam kasus niat puasa Dzulhijjah, Profesor Doktor Wahbah az-Zuhaili berpendapat, ketika puasa sunnah tersebut diniatkan dengan puasa ganti maka niatnya tetap dianggap sah dan kedua amalannya dapat diterima.
Bagaimana, sekarang sudah paham bukan mengenai hukum puasa qadha digabungkan dengan puasa Dzulhijjah? Semoga penjelasan di atas bermanfaat, ya!
Kontributor : Rishna Maulina Pratama