18 Tewas dan Ratusan Terluka dalam Kerusuhan di Uzbekistan

Siswanto Suara.Com
Senin, 04 Juli 2022 | 17:27 WIB
18 Tewas dan Ratusan Terluka dalam Kerusuhan di Uzbekistan
Sebuah truk yang terbakar selama kerusuhan terlihat di Nukus, ibu kota provinsi Karakalpakstan, Uzbekistan, 3 Juli 2022. (KUN.UZ/HO via Reuters/as/Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak 18 orang tewas dan 243 lainnya luka-luka dalam kerusuhan di Karakalpakstan pekan lalu yang dipicu oleh protes terhadap rencana pemerintah untuk mengurangi hak otonomi provinsi itu, kata pihak berwenang Uzbekistan, Senin.

Aparat keamanan menangkap 516 orang ketika berusaha membubarkan demonstran Jumat lalu, tetap banyak dari mereka sudah dibebaskan, kata kantor pers garda nasional dalam jumpa pers.

Presiden Shavkat Mirziyoyev pada Sabtu lalu mengumumkan rencana untuk mengubah pasal dalam konstitusi terkait otonomi dan hak Karakalpakstan untuk memisahkan diri.

Dia juga menyatakan keadaan darurat selama satu bulan di provinsi barat laut itu.

Baca Juga: 5 Fakta Kerusuhan di Babarsari, Berawal dari Keributan Dua Kelompok di Tempat Karaoke

Laporan-laporan resmi mengatakan pengunjuk rasa berpawai di jalan-jalan Nukus, ibu kota provinsi itu, Jumat lalu dan berusaha menduduki gedung-gedung pemerintah setempat.

Aksi tersebut memicu kekerasan terburuk dalam dua dekade terakhir di negara Asia Tengah berpenduduk 34 juta jiwa itu.

Karakalpakstan, yang terletak di pesisir Laut Aral, adalah rumah bagi Karakalpak, sebuah kelompok suku minoritas yang bahasanya lebih mirip dengan Kazakhstan daripada Uzbekistan.

Mirziyoyev pada Senin berbicara dengan Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev, yang negaranya ditinggali oleh diaspora Karakalpak paling banyak di luar negeri.

Kantor Tokayev mengatakan dirinya menyambut baik tindakan pemerintah Uzbekistan untuk memastikan stabilitas di Karakalpakstan.

Baca Juga: Kerusuhan Kembali Pecah di Kawasan Babarsari, Sebuah Outlet Rusak dan Enam Motor Terbakar

Sumber: Reuters/Antara

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI