Suara.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berniat merebut kembali wilayah timur yang diambil oleh Rusia. Wilayah yang dimaksud adalah Lysychansk, Donbas.
Pada Minggu (3/7/2022), Presiden Zelensky mengaku ia telah menarik pasukannya dari Lysychansk di Donbas. Langkah ini diambil setelah pasukannya digempur oleh Rusia.
Zelensky pun menyatakan tekad Ukraina untuk merebut kembali kendali wilayah itu. Ia berharap negara-negara Barat mengirimkan persenjataan jarak-jauh guna membantu negaranya merebut kembali wilayah yang dikuasai Rusia.
"Kalau para komandan tentara kita menarik orang-orang dari titik-titik tertentu di garis depan, tempat musuh punya keunggulan terbesar dalam hal persenjataan, dan ini juga berlaku untuk Lysychansk, artinya hanya satu," kata Zelensky dikutip dari Reuters.
"Bahwa kita akan kembali dengan taktik kita, dengan peningkatan pasokan senjata modern," lanjutnya ketika menyampaikan pidato harian.
Zelensky mengatakan, Rusia sedang memusatkan kekuatan serangannya ke Donbas. Namun, ia menyebut Ukraina akan membalas dengan persenjataan jarak jauh, seperti peluncur roket HIMARS yang dipasok Amerika Serikat.
"Fakta bahwa kita melindungi nyawa tentara-tentara kita, rakyat kita, itu memainkan peranan penting. Kita akan membangun tembok-tembok, kita akan merebut kembali wilayah, dan yang terpenting adalah bahwa rakyat harus dilindungi," ujar Zelensky.
Moskow menguasai Lysychansk kurang dari seminggu setelah kota di dekatnya, Sievierdonetsk, juga jatuh ke tangannya.
Kini fokus medan pertempuran sekarang beralih ke wilayah tetangga Donbas, yaitu Donetsk. Banyak daerah di Donetsk yang masih berada di bawah kendali Ukraina.
Baca Juga: Rusia Klaim Telah Mengusai Wilayah Ukraina Timur
Sejak menghentikan serangan ke ibu kota Ukraina, Kiev, Rusia memusatkan operasi militernya di Donbas. Wilayah itu merupakan jantung industri Ukraina.
Donbas terdiri Luhansk dan Donetsk, wilayah tempat para separatis dukungan Rusia memerangi Ukraina sejak 2014.
Rusia mengatakan penguasaan Lysychansk membuatnya memegang kendali penuh di Luhansk --kemenangan politik yang sesuai dengan target perang Moskow.
Rusia mengatakan Luhansk dikuasai untuk memberi kemerdekaan bagi wilayah yang memproklamasikan diri sebagai Republik Rakyat Luhansk itu --yang diakui Rusia.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengabarkan kepada Presiden Vladimir Putin bahwa Luhansk sudah "dibebaskan", kata departemen pertahanan Rusia. [ANTARA].