Serba-serbi Siskohat, Pusat Data Penyelenggaraan Ibadah Haji Indonesia

Minggu, 03 Juli 2022 | 21:14 WIB
Serba-serbi Siskohat, Pusat Data Penyelenggaraan Ibadah Haji Indonesia
Umat Muslim berkumpul di depan Ka'bah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Sabtu (2/7/2022). [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) memiliki jasa besar dalam menciptakan keteraturan terkait pergerakan jemaah haji ke Arab Saudi. Media Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ini merupakan pengelolaan data dan informasi yang dapat mempermudah proses pelaksanaan haji di Indonesia.

Kasie Data Jamaah Daker Bandara, Reza Muhammad mengungkapkan bahwa Siskohat merupakan sistem yang mengelola semua data dan informasi penyelenggara haji Indonesia.

Mulai dari jemaah mendaftar, jemaah menunggu, waiting list (daftar tunggu), jemaah yang manasik, pemeriksaan kesehatan, hingga jemaah yang berangkat ke Arab Saudi, jemaah melakukan wukuf, dirawat dan jemaah pulang kembali ke Indonesia.

"Jadi semua nya dimenej oleh Siskohat dan dapat dilihat secara terbuka oleh publik," ujarnya kepada tim Media Center Haji (MCH), Sabtu (2/7).

Baca Juga: Perbedaan Haji Furoda dan Haji Plus dari Harga hingga Fasilitas yang Diperoleh

Menurut pemaparannya, Siskohat dibangun pascaperistiwa musibah meninggalnya ratusan jemaah haji di terowongan Mina pada tahun 1990-an silam. Kini Siskohat mengalami pengembangan, baik pada aspek pencatatan keuangan atas pendaftaran, pelunasan, maupun pembatalan haji.

Sistem Siskohat ini juga berintegrasi dengan penerbangan haji kaitannya pembentukan pra manifest,  perbankan dalam hal mutasi keuangan dan pastinya dengan seluruh bidang haji provinsi, kabupaten dan kota. Banyak hal sudah yang dilakukan sistem Siskohat ini, termasuk percepatan pengurusan visa yang diterapkan Arab Saudi melalui e-hajj.

"Apalagi jika mengingat operasional penyelenggaraan ibadah haji bisa dikatakan masih sangat sederhana pada tahun 1990-an," katanya.

Lebih lanjut, Reza menjelaskan data yang ditampilkan dalam Siskohat ini komprehensif dari awal hingga akhir dan menyeluruh, baik jamaah haji reguler maupun haji khusus.

Jadi sebelum pemberangkatan itu, ada data yang berhak melunasi yaitu yang sudah mengantri sekian lama ada yg 10 tahun, 15 tahun, 17 tahun. Berhak melunasi itu ketika di tahun berjalan jamaah akan berangkat ke Tanah Suci.

Baca Juga: Tiga Hari Jelang Armuzna, Jemaah Diminta Istirahat: Jangan Lelah dan Stres

Setelah mengantre ada kuota dari Arab Saudi, kemudian ada jamaah yang mengisi kuota tersebut. Ketika jemaah berhak melunasi, jemaah akan melunasi kekurangan pembiayaan haji nya di bank setoran.

Setelah jamaah melunasi, nantinya jemaah akan dimasukkan dalam pengelompokan terbang (Kloter) dan selanjutnya akan mengantri lagi sampai beberapa hari lagi untuk diberangkatkan ke Arab Saudi.

"Sistem input data online. Sudah terhubung dengan bank pembiayaan, online dengan Kementerian Kesehatan, online dengan maskapai penerbangan dan sebagainya," ucap Reza.

Kemudian ketika di Tanah Suci, lanjut Reza, data Siskohat itu di-update di beberapa daerah kerja, yakni di Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Kantor Urusan Haji (KUH), Daerah Kerja (Daker) Bandara, Daker Madinah dan Daker Makkah.

"Jadi data-data yang kita olah adalah data yang sudah dikirimkan oleh teman-teman kita di embarkasi. Ketika sudah lunas dan dimasukkan dalam kloter tim embarkasi akan mengentri data bahwa para jamaah sudah melakukan take off. Ketika jamaah sudah take off jadi nanti digunakan tim di Arab Saudi untuk data kamar, katering dan transportasi," rinci Reza.

Dalam Siskohat, terdapat data jemaah yang dirawat, jamaah yang meninggal, jemaah dirawat di rumah sakit mana saja, apakah di KKHI atau RS Arab Saudi.

Selain itu, ada pula data petugas ketua kloter, Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI), petugas kesehatan, data maktab, data rumah. Juga termasuk data-data di tahun sebelumnya terutama data yang wafat.

"Data perbandingan per hari di tahun sebelumnya. Di sini ada jamaah wafat perbandingan antar tahun. Ini adalah data dari Kemenkes yang ditampilkan di Siskohat. Data ini yg bertanggung jawab adalah Kemenkes tapi kita integrasi. Jadi di tahun 2022 ini hari ke 29 sudah ada jamaah 19 yan wafat di Tanah Suci. Dibandingkan tahun 2019 di hari ke 29 ada 61 jamaah yang wafat. Input data dilakukan oleh petugas kami di Saker, sektor dan petugas di kloter dan pembimbing ibadah. Jadi tim di kloter memiliki aplikasi mobile Haji Pintar dan memiliki akun untuk melaporkan kedatangan, keberangkatan, dan juga melaporkan kasus-kasus, sehingga penanganannya cepat dan tersistem," paparnya.

Sementara untuk mengantisipasi sistem aplikasi yang diganggu, Reza menegaskan, pihaknya telah mengikuti standar-standar security sistem yang ada.

"Kita harus lebih pintar dari yang melihat kita. Data selalu di backup harian. Setiap 30 menit sekali data dibackup secara berkala. Meski masalah ada saja, tapi tim didalam itu solid kalau ada masalah cepat teratasi. Jadi kita selalu update teknologi dan berita," tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI