Suara.com - Kondisi cuaca di Arab Saudi saat ini sangat panas menjelang puncak haji. Jemaah haji mulai diberangkatkan dari hotel di Makkah menuju Arafah pada 7 Juli 2022 dan wukuf di Arafah akan berlangsung pada 8 Juli 2022.
Selain cuaca yang sangat panas di Arab Saudi, kelembaban udara juga sangat rendah menjelang puncak haji.
Tim Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dr Edi Supriyatna meningatkan bahwa dalam suhu tinggi dengan kelembaban yang sangat rendah ini merupakan kondisi ekstrem yang sering mengakibatkan orang tidak sadar bahwa dirinya sedang mengalami kekurangan cairan.
Ia mengimbau kepada semua jemaah haji untuk rutin meminum air dan jangan menunggu haus.
Baca Juga: DPR Imbau Jemaah Haji Indonesia Fokus Jaga Stamina Jelang Puncak Haji
“Di Saudi, ekstremnya karena suhu tinggi dan kelembaban rendah sehingga tidak sadar kita sudah kekurangan cairan. Maka support kami kepada semua jemaah, minum air jangan tunggu haus,” pesan dr Edi saat di KKHI Makkah, Minggu (3/7/2022).
dr Edi lalu membagikan tips mengenai bagaimana agar jemaah haji tidak sering buang air kecil saat rutin minum air dan tidak dehidrasi. Ia menyarankan untuk mengukur proses minum, yakni minimal 200 ml per jam atau satu gelas belimbing per jam saat beraktivitas.
“Agar tidak dehidrasi dan tidak sering kencing, minum diatur 200 ml/jam dan dicampur dengan setengah sachet oralit. Diminum setiap satu jam sekali, saat beraktivitas. Minumnya pelan-pelan dan dinikmati,” ujarnya menjelaskan.
Selain itu, jemaah haji juga diimbau untuk tetap memakai masjer untuk menjaga kelembaban dan menghindari hidung mimisan karena terlalu panas dan kering.
"Yang pasti, jangan terlalu capek dan cukup istirahat. Simpan energi, khususnya saat-saat ini yang sudah memasuki fase persiapan menuju pucak haji Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna),” pesannya.
Baca Juga: Satu Lagi Jemaah Haji Asal Indonesia Meninggal
Lebih lanjut, ia juga turut berpesan kepada para pembimbing ibadah untuk terus mengimbau dan mengingatkan jemaah cukup istirahat dan menahan diri untuk tidak beraktivitas di luar hotel selama tiga hari sebelum Armuzna.
Jemaah haji perlu mempersiapkan kondisi fisiknya agar berada dalam kondisi dan memiliki stamina yang prima saat di Armuzna.
“Kita semua harus ingat bahwa puncak dari ibadah haji adalah Armuzna, dan itu butuh fisik yang prima,” tandasnya.