Suara.com - Pusara ulama besar Kiai Haji Maimun Zubair alias Mbah Moen terletak di pemakaman Ma'la. Adapun pemakaman ini salah satu yang termashyur di Kota Makkah, Arab Saudi. Di sana, dimakamkan pula istri Nabi Muhammad, Siti Khadijah.
Pemakaman tersebut berbentuk tanah yang rata sejauh mata memandang, tidak berundak. Tiap pusara memiliki satu hingga dua batu di atasnya sebagai penanda. Pun ada nama yang terukir di atas batu tersebut. Batu tersebut berbaris rapi di setiap makam.
Kiai Haji Hisyam Zamroni asal Jepara, Jawa Tengah, mengatakan, di Ma'la ini, telah dimakamkan 32 ulama nasional dari Indonesia. Nah, pemakaman ini semakin terkenal bagi warga Indonesia sejak wafatnya Maimun Zubair pada 2019.
Saat ditemui Ketua Kloter SOC 9 Ahmad Fahimi, Hisyam Zamroni menuturkan, hampir setiap musim haji dan umrah, jemaah dari Indonesia menyempatkan diri untuk berziarah ke makam Maimun Zubair di Ma'la.
Baca Juga: Insya Allah Mabrur! Syarat-syarat Pergi Haji
Pada Jumat 24 Juni 2022, Ahmad Fahimi bersama beberapa petugas kloter dari SOC menyempatkan diri untuk berziarah di Ma’la. Ya, pada Jumat, jemaah haji Indonesia ramai berziarah di Ma’la.
“Akses untuk menuju Ma’la tidaklah sulit, jemaah haji hanya cukup turun di terminal bus Syeb Amir kemudian berjalan lurus melewati bawah jalan layang hingga sampai Masjid Jin. Dari Nasjid Jin sudah akan terlihat pintu gerbang makam Ma’la. Jadi hanya sekitar 700 meter dari Terminal Syeb Amir,” terang Fahimi.
Sesampainya di Makam Ma’la, hampir semua penjaga makam akan mengetahui letak posisi makam KH Maimun Zubair. Sebab, makam itu paling sering diziarahi jemaah haji maupun umrah dari Indonesia. Makam Kiai Maimun terletak di deret nomor 151 baris ke-4.
Kadang penjaga makam akan berbaik hati mengantarkan penziarah mulai dari pintu gerbang makam sampai ke tempat di mana Maimun Zubair dikebumikan dengan menggunakan mobil golf.
Sekadar informasi, Maimun Zubair meninggal di Kota Makkah, Arab Saudi, pada 6 Agustus 2019 saat menunaikan ibadah haji. Almarhum wafat di usia 90 tahun.
Baca Juga: Pastikan Keamanan Makanan Jemaah Haji, Ini Langkah yang Dilakukan Kemenkes
Mbah Moen merupakan salah satu tokoh sepuh di PPP. Saat ini dia dikenal sebagai pemimpin Pondok Pesantren Al Anwar di Sarang, Rembang, Jawa Tengah.
Dikutip dari Nu.or.id, Mbah Moen lahir di Sarang, Rembang, pada 28 Oktober 1928. Ia merupakan putra dari Kiai Zubair, Sarang, seorang alim dan faqih. Kiai Zubair adalah murid dari Syaikh Saíd al-Yamani serta Syaikh Hasan al-Yamani al-Makky.
Mbah Moen mengasuh beberapa pesantren, di antaranya Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Ia pernah di Pesantren Lirboyo, Kediri, di bawah bimbingan Kiai Abdul Karim, Kiai Mahrus Ali, dan Kiai Marzuki. Mbah Moen melanjutkan belajar ke Mekkah saat berusia 21 tahun, didampingi kakeknya, Kiai Ahmad bin Syuáib.
Di Makkah, Kiai Maimun Zubair mengaji kepada Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki, Syekh al-Imam Hasan al-Masysyath, Sayyid Amin al-Quthbi, Syekh Yasin Isa al-Fadani, Syekh Abdul Qodir al-Mandaly, dan beberapa ulama lain.