Suara.com - Sebanyak 2 orang meninggal dunia karena tanah longsor di Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat, Kamis (30/6). kemarin. Akibat peristiwa itu, 6 desa terisolir.
Hal itu berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mamasa. Satu orang luka berat dan 2 orang luka ringan dalam kejadian itu.
Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 17.20 WITA setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah sekitar dan kondisi struktur tanah yang labil.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menjelaskan kejadian ini menyebabkan enam desa terisolir karena akses jalan mengalami longsor yakni Desa Gandangdewata, Desa Peu, Desa Saluleang, Desa Tabulahan, Desa Periangan, dan Desa Salubakka.
Baca Juga: Jalan Poros Perbatasan 2 Desa di Mamuju Diterjang Longsor, 3 Warga Terluka
"Lokasi terdampak yang jauh dari pusat kota dan akses jalan menuju lokasi tertutup material longsor menjadi kendala dalam penanganan darurat," kaya Abdul Muhari dalam siaran persnya, Jumat Sore.
Akses jaringan telekomunikasi juga terganggu sehingga menyulitkan untuk koordinasi dan komunikasi.
Pengerahan alat berat juga dikerahkan untuk melakukan pembersihan material longsor dan upaya pembukaan jalan menuju desa terisolir.
Upaya pemenuhan kebutuhan dasar kepada warga juga tengah dilakukan seperti penyaluran bantuan sembako.
BPBD bersama Tim gabungan terus berupaya melakukan penanganan darurat di lokasi terdampak guna menemukan kemungkinan adanya korban jiwa lainnya. Pendataan dan monitoring juga dilakukan petugas untuk mendapatkan informasi terkini dari lapangan.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Sulawesi Barat Hari Ini, Jumat 1 Juli 2022
Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG esok hari (2/7) wilayah Mamasa masih berpotensi turun hujan pada siang dan malam hari.
Merujuk informasi tersebut, BNPB mengimbau kepada seluruh komponen pemangku kebijakan di daerah dan masyarakat agar dapat mengantisipasi adanya potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca.
Penguatan desiminasi informasi melalui whatsapp group dan jaringan radio lokal juga dapat dilakukan untuk memberikan informasi peringatan dini kepada masyarakat agar dapat mempersiapkan upaya evakuasi mandiri.
Selain itu, apabila terjadi hujan lebat dengan durasi lebih dari satu jam, masyarakat yang tinggal di dekat tebing atau wilayah yang rawan longsor agar melakukan evakuasi mandiri sampai 1-2 jam setelah hujan berhenti.