Lantik Andi Nur Alam Syah Jadi Dirjen Perkebunan, SYL: Harapan Baru Akselerasi Kemajuan Pertanian

Jum'at, 01 Juli 2022 | 15:57 WIB
Lantik Andi Nur Alam Syah Jadi Dirjen Perkebunan, SYL: Harapan Baru Akselerasi Kemajuan Pertanian
Mentan, Syahrul Yasin Limpo melantik Andi Nur Alam Syah menjadi Direktur Jenderal, Perkebunan. (Dok: Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo melantik Andi Nur Alam Syah menjadi Direktur Jenderal, Perkebunan, Jumat (1/7/2022). Mantan Gubernur Sulsel ini menunjuk Direktur Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) ini bukan tanpa sebab, melainkan karena keberhasilan mengawal pembangunan mekanisasi pertanian modern yang berdampak nyata pada peningkatan produksi, ekspor dan kesejahteraan petani bahkan pertanian Indonesia menjadi satu-satunya sektor yang tangguh di masa pandemi covid 19.

Pria yang akrab disapa SYL itu mengatakan, program kerja Kementerian Pertanian (Kementan) tidak boleh lagi hanya berstrategi sama seperti apa yang dicapai selama ini. Sebab, tantangan pertanian adalah kebutuhan bangsa yang besar terkait dengan penyediaan pangan dan tentu saja harus bertahan di tengah krisis pangan global dan krisis energi, sehingga penguatan pembangunan komoditas perkebunan adalah agenda prioritas untuk memperkuat akselerasi kemajuan pertanian.

"Tentu saja pejabat ini terpilih memiliki kapasitas yang cukup, prestasi yang baik selama ini dan mampu memecahkan masalah di sekitarnya. Saya berharap bangat kita harus lebih siap menghadapi tantangan-tantangan global yang ada dan ini tergantung pada kinerja pejabat di pertanian ini," tutur SYL saat memberikan arahan pada pelantikan tersebut.

SYL menjelaskan, pertumbuhan menjadi sangat penting karena kekuatan negara ini juga ada di perkebunan. Kalau perkebunan diurus oleh pejabat yang greget, tidak main main, lebih serius dan punya kinerja yang bagus bersama team work yang ada, mampu menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dan memberi ruang bagi pengusaha untuk medapatkan nilai positif dari pertanian khususnya di sub sektor perkebunan, ini akan menjadi kontribusi yang sangat besar bagi kemajuan kemajuan pertanian.

Baca Juga: Petani di Mamasa Terancam Gagal Panen, Kementan Ingatkan Petani Ikut Program AUTP

"Dirjen Perkebunan yang baru harus melakukan evaluasi. Tapi tidak boleh lama karena dia bukan orang baru di lingkungan pertanian. Sambil jalan sambil kerja tapi serius sambil disempurnakan apa yang belum dicapai dan yang bagus teruskan," lugasnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan, Andi Nur Alam Syah menuturkan akselerasi pengembangan komoditas dari hulu ke hilir menjadi agenda prioritas yang harus diwujudkan. Hal ini direalisasikan dengan konsep pembangunan subsektor perkebunan yang terkonsolidatif dan integratif, dimana mengembangkan kawasan perkebunan secara terpadu melalui peningkatan dan pengembangan infrastruktur pertanian, pemanfaatan inovasi teknologi produksi maju tepat guna, serta pengembangan SDM dan kelembagaan petani untuk meningkatkan produksi, produktivitas, nilai tambah, daya saing, ekspor, investasi, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

“Konsep ini diimplementasikan dan dikembangkan secara terpadu dan bertahap, dikelola dengan manajemen korporasi petani yang kreatif dan inovatif sehingga mampu mewujudkan sistem produksi perkebunan yang maju, mandiri, dan modern,” tuturnya.

Lebih lanjut Dirjen termuda ini menjelaskan pengembangan usaha perkebunan terkonsolidatif dan integratif tersebut mencakup empat dimensi utama yaitu berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan, dan terdesentralisasi. Dengan konsep ini, pengembangan subsektor perkebunan terdiri atas satu atau beberapa klaster di dalam suatu kawasan perkebunan.

“Dalam pengembangan klaster dilakukan beberapa tindakan, yaitu memahami kondisi dan standar ekonomi kawasan, menjalin kerja sama, mengelola dan meningkatkan pelayanan, mengembangkan tenaga ahli, mendorong inovasi dan kewirausahaan dan terakhir mengembangkan pemasaran dan memberi label khas bagi kawasan,” jelas Nur Alam.

Baca Juga: Wabah PMK Menghantui Perayaan Idul Adha, Kementan Atur Lalu Lintas Ternak

Nur Alam menegaskan implementasi konsep pengembangan subsektor perkebunan yang terkonsolidatif dan integratif ini tentu berjalan sesuai arah kebijakan, strategi, program dan langkah operasional yang terintegrasi. Arah kebijakan yang dilaksanakan terdiri dari mekanisasi, optimalisasi peningkatan hasil, penguatan daya saing dan ekspor, dan penguatan profesionalisme pekebunan dan penyuluh.

Program yang dijalankan diantaranya pengembangan mekanisasi dan digitalisasi, pengembangan logistik benih, peningkatan daya saing dan ekspor, korporasi pekebun, pendidikan dan pelatihan vokasi dan yang tak kalah penting untuk diwujudkan adalah pengembangan sejuta pekebun milenial.

“Nah, untuk langkah operasionalnya itu dengan peningkatan bantuan alsintan, penyediaan dan produksi benih unggul 100 juta batang per tahun, melakukan peremajaan, pengembangan kawasan atau klaster berbasis korporasi pekebun, penguatan kapasitas pekebun dengan pendidikan dan pelatikan vokasi dan melakukan gerakan 1 juta pekebun milenial,” tambah Nur Alam.

Sebagai informasi, Andi Nur Alam Syah, lahir pada 1 Februari 1975 di Pinrang, Sulsel. Bapak dari 3 anak ini jabatan terakhirnya sebagai Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (2018-2022) dan sebelumnya sebagai Kepala Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Badan Litbang Pertanian (2016-2018), Kepala Bidang Program dan Evaluasi - Pusat Litbang Perkebunan (Februari 2016-November 2016) dan Kepala Sub Bidang Program - Pusat Litbang Perkebunan (2013-2016).

Riwayat pendidikannya yaitu SMA Negeri 1 Polewali, S1 Teknik Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM). Kemdian Andi Nur Alam menempuh S2 Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI